Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mencatat gempa berkekuatan M5,8--yang diperbarui dari info awal M6,0--di Laut Banda pada Sabtu pagi, 1 Maret 2025. Gempa tepatnya terjadi pada pukul 04.58 WIB atau 06.58 waktu setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gempa kuat itu memiliki episentrum 167 kilometer sebelah tenggara Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Kedalamannya, 158 kilometer. Penyebabnya, kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, "Deformasi batuan dalam lempeng Laut Banda."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut BMKG, guncangan dari gempa dalam tersebut bisa dirasakan di Banda Neira, ibu kota Kecamatan Banda, pada skala II MMI. Guncangannya lemah, hanya dirasakan oleh sebagian orang di dalam rumah dan membuat bergoyang hanya benda ringan yang tergantung.
Intensitas guncangan yang sama sampai ke Saumlaki di Tanimbar Selatan, Kabupaten Tanimbar, Maluku. Juga dirasakan di Sorong, Papua Barat Daya.
Gempa Susulan di Boltim
Terpisah, gempa susulan masih terjadi pasca-gempa M6,1 di laut dekat Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara, yang terjadi pada Rabu pagi lalu. Gempa susulan terkini yang guncangannya bisa dirasakan terjadi pada Jumat sore, 28 Februari 2025, pukul 17.01 WIB atau 18.01 waktu setempat.
Gempa itu dicatat BMKG berkekuatan M4,6 dan terukur mengguncang wilayah Boltim, Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara, dan Kotamobagu pada skala intensitas II-III MMI. Dalam keterangannya, Daryono menunjuk aktivitas subduksi Sangihe pemicu gempa di lokasi ini.