Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Investigasi menemukan banyak proyek offset sukarela, khususnya proyek pengelolaan hutan, memiliki sedikit manfaat untuk iklim.
Timbul pertanyaan tentang bagaimana beberapa perusahaan menggunakan offset ini dan ragu efektivitas pasar karbon sukarela dalam mengurangi emisi karbon.
Industri dengan emisi tinggi, seperti minyak dan gas, utilitas, atau transportasi, menggunakan jumlah offset yang dapat diabaikan dibandingkan dengan jejak karbon berat mereka.
KOMPENSASI karbon (carbon offset) telah menjadi bisnis besar seiring semakin banyaknya perusahaan yang tak mampu memenuhi sendiri komitmen mereka dalam melindungi iklim.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika membeli kompensasi karbon, sebuah perusahaan membayar proyek pengurangan emisi gas rumah kaca di tempat lain atas namanya—misalnya dengan menanam pohon atau menghasilkan energi terbarukan. Idenya adalah mengurangi emisi gas rumah kaca di mana saja dan memberikan manfaat bagi iklim global.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun tidak semua kompensasi memiliki nilai yang sama. Ada keraguan yang berkembang tentang banyaknya kompensasi yang dijual di pasar karbon sukarela. Berbeda dengan pasar kepatuhan, yakni perusahaan membeli dan menjual sokongan dalam jumlah terbatas yang dikeluarkan oleh regulator, pasar karbon sukarela memiliki sedikit aturan yang dapat ditegakkan secara konsisten. Beberapa investigasi telah menemukan banyak proyek offset sukarela, khususnya proyek pengelolaan hutan, memiliki lebih sedikit manfaat bagi iklim ketimbang klaim-klaim mereka.
Saya mengkhususkan diri dalam keuangan berkelanjutan dan tata kelola perusahaan. Saya bersama rekan baru-baru ini melakukan pengamatan berbasis bukti terhadap lanskap kompensasi karbon sukarela global yang digunakan oleh ratusan perusahaan besar, termasuk emiten bursa saham, di seluruh dunia.
Hasilnya menimbulkan sejumlah pertanyaan tentang bagaimana beberapa perusahaan memanfaatkan mekanisme offset ini dan memantik keraguan ihwal seberapa efektif pasar karbon sukarela—setidaknya dengan keadaan mereka saat ini—dalam membantu transisi menuju net zero emission global.
Perusahaan yang Menggunakan Offset Berkualitas Rendah
Analisis kami menunjukkan pasar kompensasi karbon global telah berkembang hingga menjadi terdiri atas berbagai proyek offset yang kaya. Beberapa menghasilkan energi terbarukan, yang berkontribusi pada perumahan dan peralatan hemat energi, atau menangkap dan menyimpan karbon. Proyek lain adalah melestarikan hutan dan padang rumput. Kebanyakan proyek ini berbasis di Asia, Afrika, dan Amerika, tapi ada juga di wilayah lain.
Perusahaan menggunakan proyek-proyek ini untuk meningkatkan klaim-klaim lingkungan mereka dengan tujuan bisa menarik minat investor, pelanggan, dan dukungan dari berbagai kelompok. Praktik itu telah meroket, dari hampir tidak ada pada 2005 menjadi sekitar 30 juta metrik ton kompensasi karbon per tahun pada 2022. Pada 2023, perusahaan perbankan investasi Morgan Stanley memperkirakan pasar offset sukarela tumbuh menjadi sekitar US$ 100 miliar pada 2030 dan menjadi sekitar US$ 250 miliar pada 2050.
Untuk analisis ini, kami memeriksa 866 perusahaan publik yang menggunakan offset pada kurun waktu 2005 sampai dengan 2021.
Kami menemukan perusahaan besar, dengan persentase investor institusi besar yang tinggi dan berkomitmen mencapai net zero emission, sangat aktif di pasar karbon sukarela.
Hasil analisis kami juga mengungkapkan pola yang aneh: industri dengan emisi yang relatif rendah, seperti industri jasa dan keuangan, jauh lebih intensif menggunakan offset. Beberapa menggunakannya offset untuk hampir semua pengurangan emisi yang mereka klaim.
Sebaliknya, industri dengan emisi tinggi, seperti minyak dan gas bumi, utilitas, atau transportasi, menggunakan jumlah penggantian emisi yang sangat kecil dibandingkan dengan jejak karbon berat mereka.
Fakta-fakta ini menimbulkan keraguan tentang seberapa efektif pasar karbon sukarela dalam mengurangi emisi gas rumah kaca global. Hal ini juga memicu pertanyaan tentang motif perusahaan menggunakan offset.
Dua Penjelasan Mengapa Perusahaan Mengandalkan Offset
Salah satu penjelasan untuk pola-pola ini adalah kompensasi menjadi sarana "mengalihdayakan" upaya mereka untuk beralih dari emisi gas rumah kaca. Perusahaan dengan jejak karbon yang lebih kecil merasa lebih murah membeli offset ketimbang berinvestasi mahal untuk mengurangi emisi mereka sendiri.
Pada saat yang sama, kami menemukan bahwa perusahaan yang memiliki emisi tinggi cenderung mengurangi emisi mereka sendiri karena mengimbangi emisi dalam jumlah besar setiap tahun untuk masa yang tak terbatas akan lebih mahal.
Penjelasan yang lebih buruk untuk pertumbuhan offset sukarela adalah mekanisme penyeimbangan karbon ini memungkinkan sebagai "pencucian hijau". Dalam pandangan ini, perusahaan menggunakan offset untuk memperbaiki citra mereka dengan biaya murah kepada pemangku kepentingan naif yang tidak mendapatkan informasi dengan baik tentang kualitas offset. Beberapa lembaga menilai proyek-proyek offset berdasarkan seberapa besar kemungkinan mereka memenuhi klaim iklim mereka, di antara indikator-indikator kelayakan offset lainnya. Tinjauan data harga dan peringkat kami menemukan proyek yang dinilai sebagai kualitas rendah memiliki harga yang jauh lebih rendah.
Kami menemukan, di antara 1.413 proyek offset yang digunakan perusahaan dalam sampel kami, sangat sedikit yang telah diverifikasi oleh lembaga pemeringkat karbon eksternal sebagai proyek berkualitas tinggi. Sebagian besar kredit offset yang digunakan oleh perusahaan sangat murah. Lebih dari 70 persen retired offset dihargai di bawah US$ 4 per ton.
Penjelasan-penjelasan ini tidak berdiri sendiri-sendiri. Kami menemukan perusahaan dengan emisi rendah dapat dengan mudah mengubah peringkat perusahaan sejenis dalam hal kinerja LST—tentang seberapa baik yang mereka lakukan dalam hal lingkungan, sosial, dan tata kelola—dengan mengimbangi sejumlah kecil emisi.
Memperbaiki Pasar Sukarela untuk Masa Depan
Temuan kami memiliki implikasi penting ketika pembuat kebijakan dan regulator memperdebatkan aturan untuk pasar karbon sukarela.
Data menunjukkan pasar karbon sukarela saat ini dibanjiri offset murah dan berkualitas rendah. Hal ini mungkin terjadi karena kurangnya pedoman dan peraturan integritas untuk pasar karbon sukarela yang memastikan transparansi serta keaslian proyek offset. Kurangnya pedoman ini juga dapat mendorong penggunaan offset berkualitas rendah.
Sejak Pasal 6 Perjanjian Paris menciptakan prinsip-prinsip untuk pasar karbon dan cara bagaimana negara-negara dapat bekerja sama untuk mencapai target iklim, upaya menyepakati cara tentang bagaimana menerapkan prinsip-prinsip tersebut terus menjadi tantangan. Agar prinsip-prinsip berhasil, negosiator harus menyetujui kelayakan proyek dan standar pengungkapan informasi, di antara masalah-masalah lain.
Pada April 2024, SBTi, pengendali target iklim perusahaan berbasis sains terkemuka di dunia, menambahkan urgensi proses tersebut ketika mengumumkan bahwa mereka hendak mengizinkan perusahaan memenuhi target karbon dengan efek karbon yang akan menutupi pelepasan emisi dari rantai pasokan.
Bulan berikutnya, Departemen Keuangan, Departemen Energi, dan Departemen Pertanian Amerika Serikat merilis pernyataan kebijakan yang menjabarkan pola mereka untuk mengatur pasar karbon sukarela. "Pasar karbon sukarela dapat membantu dalam membuka kekuatan pasar swasta agar mengurangi emisi. Tapi itu hanya dapat terjadi jika kita mengatasi tantangan signifikan yang ada," kata Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen.
Pasal 6 dan standar untuk kompensasi karbon ada dalam agenda konferensi iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2024, COP29, yang berlangsung pada 11-22 November 2024 di Baku, Azerbaijan.
Dengan banyaknya segmen pasar karbon sukarela yang goyah, KTT COP29 bisa menjadi momen penentu bagi pasar karbon sukarela agar menjadi kontributor yang layak pada agenda dekarbonisasi ke depan.
Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris di The Conversation, dan diterjemahkan oleh Dody Hidayat dari Tempo.