Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dua guru besar Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) meraih Habibie Prize 2024. Salah satunya adalah Felycia Edi Soetaredjo yang konsisten melakukan riset di bidang lingkungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perempuan yang akrab disapa Fely itu juga merupakan penerima Habibie Prize 2024 bidang ilmu dasar dan sebagai penerima penghargaan termuda. Fely aktif meneliti sejak lulus dari S1 Teknik Kimia UKWMS pada tahun 1999. Dia banyak terinspirasi dari dosennya, Profesor Suryadi Ismadji, yang pernah mendapat Habibie Award 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lulus S1, Fely diterima S2 di University of Queensland Australia pada jurusan yang sama tahun 2000. “Awal-awal S2 itu banyak meneliti soal makanan dan industrinya, misalnya pembuatan permen jelly, keju nabati, dan lainnya,” kata Fely kepada Tempo, Jumat, 15 November 2024.
Saat pertengahan studi di Australia, dia mulai tertarik meneliti soal lingkungan. Hal itu berawal dari Fely yang sangat menikmati udara dan lingkungan bersih di negeri kangguru itu. “Australia banyak sungai bersih, udaranya juga segar. Beda dengan Indonesia, misalnya Surabaya yang banyak sungai kotor dan dangkal,” kata perempuan 47 tahun itu.
Fely pun berpikir bahwa udara dan lingkungan pasti berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Jika banyak pencemaran lingkungan, maka bisa berdampak buruk bagi kesehatan manusia.
Setelah itu, Fely pun mulai melakukan riset soal pengelolaan limbah, mulai dari modifikasi limbah cair hingga limbah organik. Baru-baru ini dia juga meneliti metoda pengelolaan limbah yang berasal dari industri batik.
Menurut dia, pewarna batik mengandung zat berbahaya. Sayangnya, sebagian limbahnya banyak dibuang ke sungai hingga mencemari lingkungan. “Nah, tantangannya adalah bagaimana mengelola limbah secara terjangkau agar UMKM bisa menggunakannya,” kata ibu dua anak itu.
Fely tergabung dalam Forum Industri Hijau Jawa Timur yang dibentuk oleh Pemprov Jatim. Harapannya, dia bisa terus mengembangkan pengelolaan limbah untuk UMKM melalui forum ini.
Penghargaan Habibie Prize 2024
Fely sempat tak menyangka menjadi salah satu penerima Habibie Prize 2024, sebab dirinya sudah mengajukan untuk penghargaan ini selama empat kali. Bahkan, tahun ini dia sudah tidak mengajukan lagi. “Mungkin ini dari portofolio saya beberapa tahun lalu,” kata Dekan Fakultas Teknik UKWMS itu,
Terbaru, nilai Science and Technology Index (SINTA) milik Fely mencapai 7.160. Berbagai penelitian Fely juga dikutip ribuan kali oleh peneliti lainnya.
Fely sangat bersyukur bahwa dirinya bisa menerima penghargaan ini. Terlebih, peneliti perempuan pada bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) masih sedikit di Indonesia. “Tantangannya banyak, saya sebagai seorang ibu juga harus membagi waktu untuk keluarga. Namun, saya bersyukur karena bisa mendapat kesempatan yang sama,” ucap Fely.
Sebelum Habibie Prize, Fely juga pernah menerima Distinguished Taiwan Alumni Award dari Pemerintah Taiwan pada 2020. Fely merupakan orang Indonesia pertama yang menerima penghargaan itu. Dia dinilai berprestasi dan berdampak sebagai alumni National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) Taiwan. Felycia merupakan alumnus doktoral dalam bidang teknik kimia di universitas tersebut.
Dia pun berharap bahwa berbagai penghargaan yang diterima bisa menginspirasi generasi muda agar Indonesia bisa lebih baik. Dia kerap sedih jika melihat negara tetangga lebih berhasil. “Padahal, mereka dulu belajar dengan Indonesia. Jadi generasi muda harus punya mental yang lebih kuat,” papar Fely.
Sebagai informasi, pengargaan Habibie Prize 2024 merupakan kerja sama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Agenda ini rutin diadakan untuk memberikan penghargaan kepada talenta unggul Indonesia yang telah berkontribusi signifikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sejak 1999.
Tahun ini penghargaan diberikan kepada lima pemenang yang berasal dari lima bidang ilmu. Kelima guru besar yang menerima penghargaan Habibie Prize 2024, yaitu Felycia Edi Soetaredjo dan Anita Lie dari UKWMS, Brian Yuliarto dari Institut Teknologi Bandung, Bachti Alisjahbana dari Universitas Padjadjaran, dan Amin Abdullah dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.