Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Lumajang - Gunung Semeru dilaporkan mengalami erupsi yang disertai semburan awan panas sejauh 2 kilometer yang mengarah ke Besuk Kobokan, Rabu, 25 Desember 2024. Ketinggian kolom abu teramati hingga 1.000 meter di atas puncak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, menyebutkan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya. Erupsi yang terjadi sekitar pukul 04:31 WIB ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi lebih kurang 4 menit 25 detik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan pengamatan kegempaan dalam 24 jam terakhir hingga Rabu dini hari, tercatat ada 55 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 11-22 mm, dan lama gempa 60-157 detik. Pos PGA Semeru juga mencatat dua kali gempa guguran dengan amplitudo 7-8 mm dan lama gempa 59-72 detik.
Kemudian gempa hembusan tercatat 14 kali dengan amplitudo 3-8 mm, dan lama gempa 37-73 detik. Tercatat pula satu kali harmonik dengan amplitudo 4 mm, dan lama gempa 71 detik serta dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 5-28 mm, S-P 11-18 detik dan lama gempa 50-56 detik.
Petugas Pos PGA Semeru, Sigit Rian Alfian, melaporkan tingkat aktivitas Gunung Semeru masih tetap di Level II (Waspada). Dalam tingkat aktivitas Level II ini, Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan beberapa rekomendasi, di antaranya tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
PVMBG juga meminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.