Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mukomuko - Harimau masuk dan berkeliaran di ladang sehingga membuat sebuah kampung mencekam kembali terjadi. Kali ini, perstiwa itu dilaporkan dari Mukomuko, Bengkulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Taman Nasional Kerinci Seblat Bengkulu-Sumatera Selatan, Zainudin, mengungkap itu ketika dihubungi, Selasa 26 Januari 2021. Menurutnya, harimau masuk ke areal ladang warga Desa Sungai Ipuh, Kecamatan Selagan Raya, Kabupaten Mukomuko, itu berasal dari kawasan hutan lindung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Itu sudah bisa kami pastikan tempat mencari makan sudah terganggu pembukaan lahan sehingga dia mencari makan ke luar dari habitatnya,” kata Zainudin.
Selain itu, dia menambahkan, harimau tersebut masuk ke ladang dan permukiman warga juga dipengaruhi maraknya penjeratan satwa yang menjadi mangsa alaminya. Dia menunjuk, hewan seperti kijang dan babi.
“Itu makanan dia berkurang, sehingga harimau mencari makan ke luar ekosistemnya, dan nantinya akan timbul konflik, itu dampak paling jelas,” ujarnya lagi.
Camat Selagan Raya, Khairul Saleh, memberi keterangan berbeda. Menurutnya, tradisi warga di wilayahnya menyebut harimau selalu datang jika ada warga yang berperilaku sombong. Harimau juga disebutnya sebagai penunggu hulu Sungai Gading.
“Kalau dia menakuti karena kebiasaan yang salah seperti kencing sambil berdiri dan mengeluarkan kata-kata takabur di hutan,” ujarnya.
Khairul mengatakan versi penampakan harimau di desanya itu bermacam-macam. Di antaranya, ditemui warga yang sedang berladang kacang pada sore lalu bertemu lagi pada malamnya.