Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bunga bangkai dikenal sebagai bunga raksasa dengan aroma busuk yang khas. Salah satu jenisnya adalah bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum), tanaman dari keluarga talas-talasan (Araceae) dan genus Amorphophallus. Bau menyengat dari bunga ini semakin kuat ketika bunganya mekar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tanaman ini merupakan flora endemik Sumatera, Indonesia, yang memiliki siklus mekarnya sangat jarang, yaitu hanya sekali dalam 7–10 tahun, dengan durasi mekarnya yang singkat, sekitar 24 hingga 36 jam. Biasanya, bunga mulai mekar di sore hari, tetap terbuka sepanjang malam, dan layu pada keesokan harinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aroma unik bunga bangkai menarik perhatian banyak orang, baik masyarakat umum maupun peneliti, untuk mempelajari karakteristiknya. Dikutip dari The New York Times, senyawa utama yang bertanggung jawab atas bau busuk bunga bangkai adalah senyawa sulfur, yaitu dimetil trisulfida.
Banyak peneliti mengidentifikasi senyawa ini sebagai penyebab utama aroma menyengat yang muncul ketika aroma harum bunga sudah hilang. Selain itu, ada senyawa trimetilamina yang hadir di akhir periode mekar. Senyawa ini memberikan bau menyerupai ikan mati.
Bau khas bunga bangkai juga dipicu oleh dekomposisi alami bahan organik, yang menghasilkan kombinasi senyawa kimia seperti dimetil trisulfida, asam isovalerat, dimetil disulfida, benzil alkohol, indol, dan trimetilamina. Bau ini berfungsi untuk menarik serangga tertentu, seperti kumbang bangkai dan lalat daging, yang menyukai aroma bangkai. Serangga tersebut membantu proses penyerbukan bunga bangkai.
Selama periode mekar, intensitas aroma busuk meningkat pada malam hari, terutama menjelang tengah malam, saat penyerbukan berlangsung paling aktif. Aroma tersebut kemudian berangsur-angsur berkurang di pagi hari ketika masa mekarnya berakhir. Kombinasi senyawa kimia dan mekanisme penyebaran bau membuat bunga bangkai menjadi salah satu tumbuhan paling unik di dunia.
NYTIMES | WRAL
Pilihan Editor: 6 Tanaman Langka yang Bisa Ditemui di Indonesia