Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Kerap di Atap Masjid, Surili Belum Berhasil Ditangkap

Tim BBKSDA memasang dua perangkap dan alat pendeteksi untuk menangkap surili yang berkeliaran di Desa Sukarharja, Kecamatan Cibeber, Cianjur.

20 Januari 2020 | 18.31 WIB

Warga berhasil mengambil foto monyet langka surili yang terlihat berkeliaran di atap masjid di Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Cianjur, Jawa Barat, pada Sabtu 19 Januari 2020. (Ahmad Fikri/Ist.)
Perbesar
Warga berhasil mengambil foto monyet langka surili yang terlihat berkeliaran di atap masjid di Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Cianjur, Jawa Barat, pada Sabtu 19 Januari 2020. (Ahmad Fikri/Ist.)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Cianjur - Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) wilayah I Jawa Barat, memasang dua perangkap dan alat pendeteksi untuk menangkap surili yang berkeliaran di Desa Sukarharja, Kecamatan Cibeber, Cianjur, Jawa Barat. Surili adalah jenis monyet endemik yang sudah langka dan pernah dijadikan maskot PON XIX pada 2016. 

"Kami memasang dua perangkap di tempat yang kerap kali surili terlihat. Kami akan terus melakukan pencarian dan mengevakuasi primata langka endemik Jawa Barat itu," kata Kepala Seksi BBKSDA Wilayah II Bidang Wilayah I Jawa Barat, Nur Lestari di Cianjur, Senin 20 Januari 2020.

Saat ini, Nur mengatakan, pihaknya masih melakukan pemantauan di sejumlah tempat. Mereka hendak memastikan keberadaan surili yang beberapa hari lalu sempat terlihat berkeliaran di atas atap mesjid di desa setempat.

Ia menjelaskan, BBKSDA belum bisa memastikan apakah surili tersebut merupakan peliharaan yang lepas atau terpisah dari kelompoknya di hutan. Ketidakpastian karena Kecamatan Cibeber bukan habitat monyet-monyet tersebut.

"Besar kemungkinan mereka berada di Desa Sukaraharja karena banyak pohon buah, sehingga mereka betah berada di sana," katanya.

Untuk membantu pencarian, Camat Cibeber Ali Akbar mengatakan telah mengeluarkan imbauan pada warga melalui aparat desa agar tidak memburu surili. Monyet tersebut ditegaskan hewan dilindungi. 

"Kami banyak menerima laporan warga yang melihat keberadaan surili tersebut secara terpisah di beberapa desa," katanya sambil menambahkan, "Harapan kami dapat segera dievakuasi karena dikhawatirkan ada yang memburu atau menembak primata tersebut." 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus