Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Udara buruk di Jakarta dinilai sebagI masalah klasik yang belum bisa teratasi. Bahkan baru-baru ini, kualitas udara Jakarta disebut sebagai paling buruk sedunia. Berbagai pihak berupaya mengurangi polusi termasuk dari kampus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) misalnya, menggagas inovasi bernama EvoGreen, sebuah alat yang diklaim bisa membantu mengurangi tingginya polusi udara pada.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alat itu merupakan karya mahasiswa Departemen Teknik Elektro angkatan 2018. Mereka adalah Hartandi Wisnumukti dan I Made Ayu Nandini.
Diperkenalkan pada tahun 2021 lalu. EvoGreen yang mereka ciptakan diklaim bisa mengubah karbon dioksida (CO2) menjadi oksigen (O2). Dilansir dari www.its.ac.id, inilah sederet fakta alat pembersih udara tersebut:
1. Menggunakan Tanaman Alga
EvoGreen adalah Schneider Electric Homes Bio Reactor yang menggunakan alga untuk menciptakan udara yang lebih bersih.
Alga dipilih sebagai objek utama sebab telah terbukti dapat menangkap CO2 lebih baik daripada tumbuhan biasa. Untuk menciptakan udara yang lebih bersih dan menangkap CO2, bioreaktor ini dibuat untuk membuat habitat buatan alga hidup.
Campuran alga dan udara kotor akan dipompa ke rangkaian pipa bening agar alga dapat melakukan proses fotosintesis dan mengubah CO2 menjadi O2. "Alga juga lebih fleksibel dalam hal perawatannya,” ujar Hartandi.
2. Berpengaruh pada manusia dan lingkungan
EvoGreen tidak hanya bekerja sebagai air purifier biasa, alat ini bekerja dengan cara menyedot udara kotor dari lingkungan yang kemudian akan disimpan di tangki kotor. Proses yang cukup panjang akan menghasilkan oksigen yang dapat dilepaskan kembali ke udara.
Hartandi menjelaskan, alat rancangannya bukan hanya berpengaruh pada manusia, tetapi juga berpengaruh kepada lingkungan sekitar.
3. Menyerap 10 kali lebih efisien daripada pohon
EvoGreen ini dapat menyerap 10 kali lebih efisien daripada pohon dan dapat dipasang di rumah, sehingga semua orang dapat berkontribusi dalam mengurangi jejak karbon.
Selain itu, EvoGreen juga diintegrasikan secara digital dengan AVEVA (perangkat rumah pintar) yang membuat pengguna bisa mendapatkan data secara real time melalui aplikasi tersebut.
Pilihan Editor: Penyebab Kualitas Udara Jakarta Buruk Menurut Sejumlah Pihak, DLH DKI Siapkan Tiga Solusi