Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Mencuci comberan surabaya

Air pdam di surabaya mengalami polusi. kali surabaya tercemar, perlu dibasuh. hampir 7,5 juta m3 air digunakan untuk menggelontornya, dari lumpur & bahan pencemar. limbah industri pabrik ditertibkan.

17 Oktober 1987 | 00.00 WIB

Mencuci comberan surabaya
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
TELAH dua bulan ini pelanggan leding Surabaya sering uring-uringan. Air minum yang mengucur darl keran PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) setempat tak sedap: warnanya kekuningan, keruh, dan berbau anyir. "Anak-anak maunya minum Aqua terus. Lama-lama saya bisa bangkrut," gerutu Soetarto, pegawai negeri yang tinggal di kawasan Wonokromo. Maklum saja, air baku yang digunakan memang keterlaluan. Lihat saja wujud air Dam Jagir, dekat Wonokromo, tempat PDAM Surabaya mengambil air baku. Mirip air comberan hijau-kekuningan, keruh, dan berbau. Instaiasi penjernihan PDAM Ngagel tak lagi sanggup mengatrol air sungai itu menjadi air yang sehat. Bendungan Jagir, yang membentang selebar 60 meter, memang menjadi tempat segala limbah tertimbun. Lumpur menumpuk setebal dua meter, bercampur baur dengan limbah rumah tangga dan industri. Penduduk di sekitar sungai diperkirakan "menyumbang" 20 persen dari total limbah yang masuk ke sungai. Bahan buangan logam dari industri di sekitar Kali Surabaya belum cukup mengkhawatirkan. Limbah yang masuk ke sungai cuma sekitar 1.000 m3 sehari, kecil dibanding debit sungai yang 430.000 m3 air sehari. Maka, pengenceran oleh air sungai masih bisa menekan akibat buruk yang timbul. Yang serius adalah pencemaran bahan organik. Secara total, limbah yang dibuang ke Kali Surabaya mencapai 100.000 m sehari, hampir 25% dari debit sungai itu sendiri. Lebih celaka lagi, limbah organik yang terbuang itu derajat pencemarannya cukup mencemaskan. Menurut catatan Pemda Kodya Surabaya, air limbah industri di sekitar Kali Surabaya itu mempunyai nilai BOD (Biological Oxygen Demand) sebesar 38 -- 31.000 ppm. Lalu COD (Chemical Oxygen Demand) 80 -- 58.000 ppm. Keasaman limbah bervariasi sangat lebar, antara 2 dan 11, tergantung jenis industrinya. Kalau kondisi semacam itu terus dibiarkan, bisa-bisa PDAM Surabaya gulung tikar. Untuk mengatrol air baku yang tercemar berat itu menjadi layak konsumsi, diperlukan bahan kimia, seperti tawas, kapur tohor, dan kaporit, yang lebih besar. Tentu saja Pemda Kodya Surabaya tak akan membiarkan PDAM-nya gulung tikar. Maka, ditempuh jalan pintas itu. Kali Surabaya, yang menjadi sumber 90% air baku PDAM Surabaya, harus dibersihkan dari lumpur dan bahan pencemar. Alur sungai antara Dam Gunung Sahari (hulu) dan Jagir (hilir), yang berjarak sekitar satu kilometer, merupakan bagian yang diprioritaskan untuk disapu bersih. Tubuh sungai di antara kedua bendungan merupakan tandon air untuk kebutuhan Surabaya. Tandon inilah yang perlu dikuras dan dibersihkan. Dalam kondisi normal, permukaan air 6 meter tingginya dari dasar sungai, atau 4 meter di atas lapisan lumpur. Ketinggian minimum, agar tandon itu memberikan air baku yang layak, adalah 2,8 meter di atas lumpur. Pada musim kemarau seperti sekarang, tinggi air hanya 2 meter dari permukaan lumpur. "Mana mungkin PAM bisa menghasilkan air yang baik?" kata Moch. Dahlan, Kepala Bappeda Kodya Surabaya. Kini ada kesepakatan bahwa lumpur yang menumpuk antara Jagir dan Gunung Sahari itu mesti digerus. Caranya? "Mesti digelontor dengan air dalam jumlah besar," kata Soemardi Hadisoepadmo, Kepala Kanwil Pekerjaan Umum Jawa Timur. Di Waduk Karangkates ternyata ada cadangan air operasional sekitar 10 juta m3, dari 224 juta m3 air yang ditimbun. Hari Minggu, 4 Oktober lalu, pintu air Waduk Karangkates dibuka lebih lebar dari biasanya. Sasarannya, 7,4 juta m3 air harus dihilirkan dalam tempo 24 jam. Jumlah ini hampir tiga kali debit biasa. Hampir dua pertiga dari jumlah itu akan digunakan untuk membasuh Kali Surabaya. Untuk mencapai Kota Buaya itu, air harus menempuh hampir 300 km selama lima hari. Di Waduk Lengkong, Mojokerto, 60 km dari Surabaya, Kali Brantas pecah menjadi dua: Kali Porong dan Kali Surabaya. Untuk sementara, pintu air ke Kali Porong ditutup. "Agar air sepenuhnya mengalir ke Kali Surabaya," ujar I Wayan Sarke, Asisten Umum Proyek Induk Kali Brantas. Sebelum "air bah" itu sampai di Surabaya, Dam Jagir akan dikuras. Pintu Dam Gunung Sahari ditutup rapat-rapat dan air dibelokkan ke saluran-saluran kota. Berbarengan dengan datangnya air bah itu pintu Dam Gunung Sahari dibuka lebar-lebar. Maka, wess ... air berkecepatan tinggi ini akan melintas jalur Gunung Sahari -- Jagir, dan mengikis endapan lumpur yang dua meter tebalnya. Dengan demikian sumber laten pencemar air PDAM Surabaya akan hanyut ke laut. Selama pencucian berlangsung, "Kami menghentikan operasi selama 24 jam," kata Husodo, Penjabat Direktur PDAM Surabaya. Apakah setelah pencucian itu ancaman pencemaran sudah selesai? Belum. "Penggelontoran itu tak ada artinya kalau pabrik-pabrik tetap membuang limbah seenaknya," kata Wagub Jawa Timur, Trimaryono. Air keruh dan berbau tetap akan menjadi ciri khas Dam Jagir. Maka, Trimaryono bertekad menertibkan industri-industri di situ. Limbah harus diolah sebelum dibuang ke kali. Jika sampai Desember ada pabrik yang masih bandel, "Saluran airnya yang ke kali akan disumbat," kata Trimaryono. Diingatkannya, kalau sumber pencemar tak dibenahi sampai Desember nanti, Bank Dunia akar menarik kesanggupannya membiayai pembangunan instalasi air minum di Karang Pilang. Kalau ini terjadi, "Yang rugi, ya, kita juga." Putut Tri Husodo (Jakarta), Budiono Darsono dan Herry M. (Surabaya)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus