Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas pada 4 Januari 2024 tepat pada pukul 18.18 WIB. Masyarakat diminta untuk waspada serta menjauhi kawasan zona merah. Sebelumnya, pada 5 November 2020 gunung ini memiliki aktivitas yang cukup tinggi dengan mengeluarkan beberapa letusan serta asap. Salah satu asap yang sering dikeluarkan oleh Gunung Merapi dikenal bernama asap solfatara.
Dilansir dari magma.esdm.go.id, solfatara berasal dari bahasa Italia yang bermakna kawah vulkanik dangkal berbentuk belerang. Gunung merapi sering mengembuskan gas ini meskipun dalam fase istirahat sekalipun. Dapat dikatakan asap solfatara setiap saat dikeluarkan oleh gunung-gunung dengan status aktif. Biasanya asap ini keluar dalam bentuk uap maupun gas yang dipicu interaksi antara magma dengan air tanah pada gunung.
Salah satu fenomena legendaris sepanjang sejarah terkait asap solfatara yakni, terdapat letusan gunung api pada tahun 1198 di mana asap ini baru muncul pada 4000 tahun yang lalu. Dilansir dari laman link.springer.com, asap solfatara banyak ditemui pada daerah dataran tinggi dengan konsentrasi zat belerang yang begitu tinggi. Terkait status gasnya pada manusia, solfatara dikategorikan sebagai asap yang berbahaya bagi manusia jika terhirup langsung dengan konsentrasi tinggi.
Dilansir dari publikasi ilmiah berjudul 'Pemantauan Gas Beracun pada Kawah Gunung Berbasis Internet of Things (IOT)' aroma solfatara sangat menyengat menyerupai telur busuk. Penduduk yang dekat dengan lokasi cemaran asap ini diwajibkan untuk melindungi ekstra indra penciuman mereka menggunakan standar masker N95 ataupun jenis respirator. Adapun, daerah pegunungan di Indonesia yang banyak mengembuskan asap ini yaitu Gunung Ijen di Bondowoso, Jawa Timur.
Pilihan Editor: Gunung Marapi Kembali Erupsi hingga Sempat Ganggu Penerbangan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini