Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Mengenal Contoh Sampah Anorganik dan Cara Mengelolanya

Ketika sampah anorganik tertimbun di tanah, kandungan zat kimia di dalamnya dapat merusak lapisan tanah secara perlahan.

21 Februari 2025 | 15.13 WIB

Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Banyumas, Jateng sudah dilengkapi mesin pemilah sampah antara sampah organik dan anorganik yang dikelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dengan hasil akhir berupa pupuk kompos, paving, bata, biji plastik, dan juga bubur sampah organik sebagai bahan baku biomassa. Dok. PLN.
Perbesar
Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Banyumas, Jateng sudah dilengkapi mesin pemilah sampah antara sampah organik dan anorganik yang dikelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dengan hasil akhir berupa pupuk kompos, paving, bata, biji plastik, dan juga bubur sampah organik sebagai bahan baku biomassa. Dok. PLN.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Sampah anorganik merupakan jenis sampah yang sulit terurai secara alami dan tidak dapat terdegradasi oleh mikroorganisme. Contoh umum sampah anorganik termasuk plastik, logam, kaca, dan berbagai bahan sintetis lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ketika sampah anorganik tertimbun di tanah, kandungan zat kimia di dalamnya dapat merusak lapisan tanah secara perlahan. Dampaknya tidak hanya menghambat pertumbuhan tanaman, tetapi juga mengganggu keseimbangan ekosistem. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memahami jenis sampah ini agar dapat mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan.

Apa Itu Sampah Anorganik?

Sampah anorganik adalah jenis sampah yang sulit terurai secara alami di lingkungan. Menurut Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Buleleng, sampah ini terdiri dari material yang tidak terpakai lagi, seperti plastik, kaca, atau logam, yang membutuhkan waktu lama untuk terurai. 

Jika tertimbun di tanah, sampah anorganik dapat mencemari lingkungan karena kandungan zat kimianya merusak lapisan tanah dalam jangka waktu yang panjang.

Bahaya sampah anorganik tidak hanya terbatas pada pencemaran tanah. Sampah jenis ini juga bisa mencemari air dan udara apabila tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, pengelolaan sampah anorganik menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan lingkungan dan mencegah kerusakan ekosistem.

Mengelola sampah anorganik memerlukan pendekatan yang bijak, seperti daur ulang atau penggunaan kembali. Dengan begitu, Anda dapat membantu mengurangi volume limbah yang mencemari lingkungan dan menjaga kesehatan tanah untuk generasi mendatang.

Contoh Limbah Sampah Anorganik

Sampah anorganik bisa ditemukan dalam berbagai bentuk di sekitar Anda. Berikut adalah beberapa contoh limbah anorganik yang sering dijumpai:

  • Botol plastik
  • Botol kaca
  • Kawat bekas
  • Paku berkarat
  • Bekas kaset pita, VCD, dan DVD
  • Pecahan kaca atau keramik
  • Perangkat elektronik
  • Mainan rusak
  • Peralatan medis
  • Besi dari kendaraan

Cara Mengelola Limbah Keras Sampah Anorganik

Mengelola limbah keras anorganik memerlukan langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan. Berikut beberapa cara yang dapat Anda lakukan.

1. Pisahkan Sampah Organik dan Anorganik

Memisahkan sampah organik dan anorganik adalah langkah awal yang penting. Sampah organik, seperti sisa makanan dan dedaunan, mudah terurai secara alami. Sementara itu, sampah anorganik, seperti plastik dan logam, perlu penanganan khusus agar tidak mencemari lingkungan.

2. Pisahkan Sampah Anorganik yang Bisa Didaur Ulang

Beberapa jenis sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi barang baru yang bermanfaat, contohnya kertas, botol kaca, botol plastik, kardus, dan kaleng. Proses daur ulang ini membantu mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.

3. Bawa Sampah Keras Anorganik ke Pusat Daur Ulang

Sampah anorganik keras sebaiknya dibawa ke pusat daur ulang. Di sana, sampah ini akan dikelola oleh tenaga ahli dengan teknologi yang sesuai, sehingga tidak merusak lingkungan selama proses pengolahannya.

4. Penerapan Gaya Hidup 3R

Menerapkan gaya hidup 3R (reduce, reuse, recycle) menjadi salah satu cara efektif mengurangi sampah anorganik. Misalnya, Anda bisa menggunakan kembali botol plastik atau kaca sebagai pot tanaman atau vas bunga.

5. Penggunaan Produk Ramah Lingkungan

Menggunakan produk ramah lingkungan membantu mengurangi jumlah sampah anorganik. Produk ini biasanya mudah terurai atau dapat digunakan kembali, sehingga lebih ramah terhadap lingkungan.

6. Manfaatkan Komunitas Bank Sampah

Bank sampah merupakan solusi yang efektif dalam mengelola sampah anorganik. Anda bisa menyetorkan sampah yang sudah dipilah ke bank sampah untuk didaur ulang, sehingga membantu mengurangi limbah yang mencemari lingkungan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus