Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kehutanan berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian serta Perum Perhutani melaksanakan Penanaman Serentak Agroforestri Pangan di Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada hari ini, Selasa 4 Februari 2025. Agroforestri dilakukan dengan mengintegrasikan tanaman Padi Lahan Kering dengan Tanaman Serbaguna (Multi-Purpose Tree Species/MPTS).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Kehutanan Raja Juli mengatakan kegiatan penanaman ini sekaligus bagian dari optimalisasi pemanfaatan kawasan hutan secara berkelanjutan yang dilakukan dengan pendekatan pola agroforestri. "Yaitu dengan mengintegrasikan tanaman pertanian dengan tanaman kehutanan untuk mencapai manfaat ekologis, ekonomi, dan sosial," katanya di Indramayu, Selasa, 4 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tujuan utamanya, Raja Juli menambahkan, adalah meningkatkan produktivitas lahan, memperkuat ketahanan pangan, serta mendukung kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan. Pengembangan dengan pola agroforestri juga disebutkannya dapat menjadi solusi adaptif dan mitigasi yang efektif untuk mendukung ketahanan pangan.
Menurut dia, ketahanan pangan bukan hanya tentang ketersediaan bahan pangan, tetapi juga tentang pengelolaan sumber daya alam yang bijak dan berkelanjutan. "Dengan integrasi antara pertanian dan kehutanan, kita dapat memaksimalkan produktivitas lahan, mendukung kesejahteraan masyarakat, dan melindungi ekosistem."
Raja Juli mengatakan di Kementerian Kehutanan sudah ada mekanisme yang tersedia yang bernama Hutan Cadangan Pangan, Energi, dan Air. Namun, diakuinya, program ini belum dimaksimalkan. Saat menjadi menteri per Oktober lalu, dia mengaku menemukan ada 1,1 juta hektare lahan bisa untuk ditanami padi gogo dengan cara agroforestri.
"Ini bukan membuka hutan, tapi revitalisasi, mereboisasi hutan yang sudah terdegradasi, baik karena faktor alam, kebakaran hutan, maupun ilegal logging pada masa lalu, yang sudah jadi hamparan terbuka," katanya sambil menambahkan, "Dengan agroforestri kita tanam, hasil hutan bukan kayu, di sela-selanya kita bisa tanam padi gogo."
Selain untuk padi gogo, ia mengatakan terindentifikasi juga lahan terbuka seluas 2,4 juta hektare untuk tanaman jagung. "Kalau kita punya spirit yang sama dan punya anggaran, maka kita bisa memaksimalkan," katanya lagi.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyambut baik rencana Kementerian Kehutanan untuk menyediakan lahan satu juta hektare untuk menanam padi gogo itu. Menurut dia, dengan konsep agroforestri atau tumpang sari, maka lahan tersebut tetap sebagai kawasan hutan, tapi juga bisa menghasilkan pangan. "Kalau ini menjadi kenyataan di tahun ini, kita tidak ragu lagi bahwa indonesia akan swasembada pangan dalam waktu singkat seperti harapan Pak Presiden," katanya di Indramayu.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat menandatangani nota kesepahaman Sinergi Program Pembangunan Bidang Kehutanan dengan Bidang Pertanian untuk Mewujudkan Swasembada Pangan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, 4 Februari 2025. Tempo/Irsyan
Kegiatan penanaman serentak ini berpusat di areal Hutan Kemasyarakatan KTH Tani Jaya 4, Kabupaten Indramayu, yang merupakan wilayah kerja Balai Perhutanan Sosial dan Kehutanan Lestari (PSKL) Wilayah Jawa dengan luas penanaman sekitar lima hektare. Dari Indramayu, penanaman diikuti serentak pada lima lokasi Balai PSKL lainnya.
Mereka tersebar di Lampung Selatan, Lampung, seluas kurang lebih 10 hektare; Lombok Tengah, NTB, seluas sekitar 10 hektare; Tapin, Kalimantan Selatan, seluas sekitar satu hektare; Takalar, Sulawesi Selatan, seluas sekitar satu hektare; dan Halmahera Barat, Maluku Utara, seluas sekitar lima hektare.
Penanaman agroforestri serentak diikuti juga di tiga regional wilayah kerja Perum Perhutani, yaitu di Divisi Regional Perhutani Jawa Barat Banten di KPH Sumedang seluas sekitar tiga hektare; Divre Perhutani Jawa Tengah di KPH Randublatung seluas sekitar dua hektare; dan Divre Perhutani Jawa Timur di KPH Bojonegoro seluas sekitar dua hektare.
Total, untuk rencana pengembangan penanaman yang dilaksanakan pada tahap pertama ini ditargetkan seluas 111.176,18 hektare di seluruhnya 26 titik lokasi penanaman di seluruh Indonesia.
Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan, Kementerian Kehutanan melalui Program Perhutanan Sosial bersama dengan Kementerian Pertanian menargetkan pengembangan agroforestri untuk tanaman pangan seluas sekitar 1,9 juta hektare. Dari luasan tersebut, terdapat areal yang sesuai untuk komoditas padi lahan kering seluas sekitar 389.406 hektare. Sehingga, jika ditambahkan potensi pada areal Perhutani, maka terdapat potensi areal untuk pengembangan padi lahan kering seluas sekitar 419.462,37 hektare.