Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Musim Hujan Belum Berakhir, Dinas Kesehatan Tangerang Imbau Warga Waspadai Risiko Penyakit

Musim hujan membuat suhu lebih rendah dan intensitas sinar matahari berkurang dibanding biasanya. Kondisi ini menumbuhkan bibit penyakit.

9 Januari 2025 | 01.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bagian dari Kompleks Perumahan Taman Mangu Indah di Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, yang terdampak banjir akibat tanggul jebol saat hujan intensitas tinggi, Senin 11 November 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Banten, mengimbau masyarakat mewaspadai mikroorganisme penyebab penyakit yang bertumbuh kembang selama musim hujan. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Dini Anggraeni mengatakan penyakit yang kerap muncul saat musim basah ini adalah demam berdarah, infeksi saluran pernapasan akut, leptospirosis, diare, penyakit kulit, hingga malaria.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Masyarakat Kota Tangerang harus memahami penyakit dan risikonya, sehingga bisa lebih peduli untuk menjaga kesehatan selama musim hujan,” katanya pada Rabu, 8 Januari 2025, dikutip dari Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Dini, musim hujan meningkatkan kelembapan udara. Selain itu suhu cenderung lebih rendah dan intensitas sinar matahari jauh berkurang dibanding biasanya. Perubahan kondisi lingkungan itu berdampak signifikan terhadap kesehatan manusia. Virus juga bisa menular melalui nyamuk yang berkembang biak di sekitar genangan air hujan.

Masyarakat disarankan memperkuat sistem imun dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C dan E, seperti jeruk, stroberi, bayam, dan kacang-kacangan. Tidur yang cukup, minimal 7-8 jam sehari, juga dianjurkan untuk orang dewasa.  "Olahraga juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.”

Intensitas hujan harian diperkirakan belum akan reda dalam waktu dekat. Angin Monsun Asia, disertai fenomena La Nina lemah, masih menjadi faktor utama penyebab hujan di wilayah Indonesia selama sepekan terakhir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gelombang atmosfer yang masih aktif di sebagian wilayah Indonesia, yaitu Gelombang Kelvin dan Rossby, juga menyebabkan cuaca basah.

Faktor lainnya adalah tiga sirkulasi siklonik di bagian utara Indonesia, antara lain di Samudera Hindia barat Aceh, Laut Natuna Utara, serta Samudera Pasifik utara Maluku Utara. Sirkulasi siklonik ini membentuk daerah konvergensi dari perairan Nias hingga Aceh, di Laut Natuna Utara, dan di perairan utara Maluku Utara.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus