Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Peneliti Jelaskan Cuaca Buruk Saat Musibah Helikopter Kapolda Jambi

Helikopter dengan nomor Registrasi P-3001 itu mengalami musibah dan harus mendarat darurat akibat cuaca buruk pada pukul 11.02 WIB.

20 Februari 2023 | 15.29 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Personel Basarnas Jambi berjalan menuju helikopter MI171 milik APP Sinar Mas di Bandara Sultan Thaha lama, Jambi, Ahad, 19 Februari 2023. Evakuasi jalur udara dilanjutkan pada Senin pagi karena cuaca hujan, tim penyelamat butuh waktu delapan jam untuk mencapai lokasi dengan berjalan kaki. ANTARA/Hand Out/Humas Basarnas Jambi-Luthfi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Helikopter yang membawa Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono dan jajarannya harus mendarat darurat di Bukit Tamia, Muara Emat, Kabupaten Kerinci, pada Ahad siang, 19 Februari 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Helikopter itu berangkat dari Bandara Sultan Thaha, Kota Jambi, dengan tujuan Bandara Depati Parbo, Kabupaten Kerinci, pada pukul 09.25 WIB. Helikopter dengan nomor Registrasi P-3001 itu mengalami musibah dan harus mendarat darurat akibat cuaca buruk pada pukul 11.02 WIB.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anggota tim evakuasi gabungan dari Polri, Basarnas, hingga TNI langsung melakukan pencarian Kapolda Rusdi beserta rombongan. Mereka mengerahkan sebanyak enam helikopter.

Meski mengalami masalah, tim evakuasi darat akhirnya menemukan rombongan Kapolda Jambi pada Senin pagi pukul 04.00 WIB. Semua penumpang dan kru selamat, tapi mengalami luka-luka. Kapolda Jambi mengalami patah tulang pada bagian tangan.

Didi Satiadi, Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengatakan wilayah Indonesia umumnya masih berada pada musim hujan dan kondisi La-Nina sehingga mengandung cukup banyak uap air.

“Hasil analisis cuaca di sekitar waktu kejadian dari satelit Himawari memperlihatkan pertumbuhan awan di sekitar lokasi kejadian di Desa Tamiai,” ujar Didi lewat pesan singkat, Senin, 20 Februari 2023. 

Kondisi cuaca saat musibah helikopter Kapolda Jambi, Ahad, 19 Februari 2023. (Didi Satiadi)

Ia memperlihatkan gambar kondisi angin dan pertumbuhan awan di sekitar wilayah Jambi pada tanggal 19 Februari 2023 sekitar jam 10 pagi berdasarkan sadewa.brin.go.id. Ia memberi tanda lingkaran merah untuk memperlihatkan posisi Desa Tamiai. 

“Dapat dilihat pada gambar bahwa saat itu terjadi angin yang cukup kuat dari arah utara atau dari Laut Cina Selatan ke arah pegunungan Bukit Barisan,” jelasnya.

Angin tersebut dapat mendorong uap air yang kemudian terangkat oleh adanya pegunungan sehingga terjadi proses kondensasi, pertumbuhan awan, dan berpotensi menghasilkan hujan, terutama di sebelah timur Bukit Barisan. Pada gambar juga terlihat terjadinya sirkulasi siklonik (berputar) di Samudra Hindia yang cenderung menahan angin dari Laut Cina Selatan.

Ia juga memperlihatkan gambar topografi di sekitar wilayah kejadian. “Dapat dilihat bahwa lokasi kejadian kemungkinan berada di lembah di wilayah dataran tinggi yang berada di antara dua pegunungan,” jelasnya.

Menurutnya, sirkulasi angin di wilayah seperti ini memang cenderung lebih kompleks karena keberadaan pegunungan yang dapat menimbulkan turbulensi, terjadinya angin lembah/gunung atau anabatic/katabatic winds, gelombang pegunungan atau Lee Waves, hujan orografis, dan seringkali mengalami kabut yang dapat mengganggu pandangan.

Sebagai medium penerbangan, ujarnya, cuaca memang merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan gangguan bagi penerbangan. Beberapa bahaya cuaca penerbangan, antara lain pembentukan es di badan pesawat atau icing terutama di ketinggian, terbatasnya jarak pandang akibat kabut, awan, hujan, atau asap, angin kencang, termasuk windshear, aliran jet, turbulensi, dan puting beliung gelombang pegunungan (Lee waves),  thunderstorm atau badai petir, termasuk macroburst dan microburst atau angin kencang ke arah bawah, abu vulkanik, dan zona deformasi, yaitu zona di mana angin berpisah dan bersatu. 

“Dengan demikian, informasi cuaca penerbangan sangat penting diketahui untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi penerbangan, termasuk cuaca di dekat permukaan dan wilayah yang kompleks seperti pegunungan,” jelas Didi.

Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang sangat luas, di mana penerbangan yang aman dan efisien sangat dibutuhkan untuk meningkatkan konektivitas, pertumbuhan ekonomi, dan pemerataan pembangunan.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus