Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Penggunaan Water Mist Diklaim Kurangi Polusi Jakarta, Seberapa Efektif?

Gedung dengan 8 lantai atau lebih diwajibkan memasang water mist generator.

10 September 2023 | 10.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta mulai menggunakan water mist generator sebagai upaya jangka pendek untuk menekan polusi udara setelah berbagai langkah lainnya, seperti pemberlakuan kerja dari rumah, tilang emisi kendaraan, pemberhentian aktivitas industri sumber polusi dan penyiraman jalan protokol.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto menyebut, gedung dengan 8 lantai atau lebih wajib memasang water mist generator. Alat seharga Rp 50 juta bikinan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sudah mulai dioperasikan di beberapa gedung, salah satunya di gedung Balai Kota DKI Jakarta sejak 1 September 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Erni Pelita Fitratunnisa, mengklaim bahwa alat pompa bertekanan tinggi itu mampu mengurangi polutan PM2,5, berdasarkan pantauan pada tanggal 1 hingga 4 September. Meski begitu, pada konferensi pers hari Jumat, 28 September 2023 itu, Fitri tak bocorkan seberapa besar polutan yang dapat dikurangi. 

"Saya belum dapat lagi data dari tanggal 5 sampai 8 hari ini. Tapi yang pasti ada penurunan untuk PM 2,5," jelas dia. Dia mengatakan alat itu cukup efektif, namun terkendala dalam hal produksi. "Selain dari sumber daya manusia, juga bahan bakunya, yang membuat ini jadi masih sangat terbatas."

Namun, ada berbagai pro dan kontra terhadap kebijakan penggunaan alat yang dipasang di atas gedung pencakar langit Jakarta ini. Perekayasa Ahli Utama BMKG, Tri Handoko Seto, mengatakan bahwa metode water mist ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan ketika hujan buatan atau modifikasi cuaca tak lagi mampu menghasilkan curah hujan yang cukup ketika musim kemarau saat ini. 

Pada kondisi di mana masih ada awan potensial, maka hujan buatan akan lebih efektif sebagai solusi. Akan tetapi pada kenyataan musim saat ini, awan akan semakin sulit dijumpai pada rentang akhir Agustus hingga akhir September. Sehingga, water miss generator bisa jadi lebih efektif.

Metode water mist mempunyai dampak langsung dan tak langsung. "Dampak langsungnya tentu pengurangan polutan pada radius yang dekat, misalnya 50 meter," kata dia dalam bincang melalui kanal JakTV. 

Begitu polutan berkurang pada radius dekat, bisa saja tempat yang rapat atau yang tidak terdampak langsung oleh, akan mengisi dan bergeser, lalu polutan bisa berkurang. "Dan itu dampaknya diharapkan dapat merata," tutupnya.

Sementara itu, pegiat Wahana  Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Abdul Ghofar punya pandangan berbeda. "Penggunaan water mist generator untuk mengurangi polusi udara masih belum terbukti efektif," ujar Ghofar sebagaimana dikutip dari Antara.

Ghofar menyebut, beberapa pakar menilai cara ini justru akan mendatangkan persoalan lain. Misalnya, terhalangnya polutan untuk naik ke udara. Efektivitas water miss generator juga belum teruji secara pasti dan termasuk pilihan yang kurang bijak untuk menggunakan air secara berlebihan di tengah musim kemarau kini.

Semestinya, menurut Ghofar, pemerintah fokus pada pengurangan sumber polusi. "Bukan berfokus mengatasi masalah yang sudah ada dengan cara kurang efektif," kata dia menambahkan.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus