Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Sukabumi - Rumah itu akhirnya roboh. Getaran gempa bermagnitudo 3,5 pada Jumat pagi 21 Januari 2022 sebenarnya dirasa lemah saja, bahkan sebagian masyarakat tak dapat merasakannya, tapi itu sudah cukup untuk 'memukul jatuh' rumah yang sudah goyah karena dua kali gempa sebelumnya tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rumah itu adalah milik Mahrodin (52 tahun) berlokasi di Kampung Cimapag, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Saat gempa M6,6 mengguncang dari laut di selatan Pandeglang, Banten, pada Jumat sepekan sebelumnya, rumah permanen seluas 7x4,5 meter itu termasuk yang terdampak mengalami kerusakan ringan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rumah masih bisa dihuni oleh Mahrodin dan keluarganya, hingga gempa terjadi lagi pada Senin lalu. Berpusat di laut di selatan Banten, tapi bukan susulan gempa M6,6, goyangan gempa berkekuatan Magnitudo 5,4 tersebut ternyata mampu kembali mengguncang bangunan rumah Mahrodin.
Kerusakan menjadi parah. Sebagian ruangan rumah itu pun ada yang roboh dan sebagian penghuninya sudah ada yang mengungsi karena kondisi rumah sudah tidak layak. Dan, gempa Jumat lalu yang berpusat di laut, 22 kilometer tenggara Kabupaten Sukabumi, membuat rumah itu akhirnya tak bisa bertahan tegak lagi.
"Tidak ada korban jiwa pada peristiwa robohnya satu unit rumah yang berada di RT 004/005, Desa Mandrajaya, Kecamatan Ciemas, itu," kata Manajer Pusat Pengendalian Operasi di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Nanang Sudrajat.
Beruntung saat rumah terdampak gempa yang ketiga itu penghuni rumah tidak berada di dalam rumah dan hanya bisa menyaksikan rumah kesayangannya roboh. Warga sekitar bersama unsur pemerintahan setempat kemudian bergotong royong untuk membersihkan sisa puing yang masih berserakan.