HAJI M. Alie Abubakar merasa tersiksa setiap kali terbang dengan
pesawat Merpati selama 45 menit, Jakarta-Cirebon. "Berbicara
dengan teman duduk di sebelab saja harus teriak-teriak," keluh
pedagang makanan ternak dari Cirebon itu kepada TEMPO. Tapi
karena urusan bisnis, dia terbang juga setiap minggu ke Jakarta.
Merpati Nusantara Airlines MNA) untuk jalur penerbangan itu
memakai Casa NC-212, produk pabrik PT Nurtanio di Bandung.
"Banyak pemakai pesawat itu memang mengeluh," kata seorang staf
Direktorat Teknologi PT Nurtanio. Tapi perusahaan itu telah
menanggapinya, - antara lain meminta LIN LIPI meneliti kembali
"si Casa yang berisik."
Casa NC 212 Aviocar-- dibuat PT Nurtanio sejak tahun 1977--amat
bising di ruang penumpang (rata-ratac102 dBA) dan di ruangan
bagasi (117 dBA).
Kepala Humas PT Nurtanio, Suripto Sugondo, mengatakan "sumber
kebisingan itu sudah diketahui." Yaitu berasal dari pompa
hidraulik, komponen pesawat yang bertugas menggerakgerakkan
sayap dan ekor, yang menempel di hidung "si Casa". Suara ribut
itu menyusup ke dalam kabin karena ada bagian interiornya yang
sangat mudah ditembus suara.
Ini terjadi pada Casa seri 100 yang sudah diproduksikan 48 buah.
Pada seri 200 berikutnya, menurut Suripto, akan ada perbaikan
dalam rencana produksi sebanyak 81 buah. Pompa sumber kebisingan
itu dipindahkan di bagian kanan perut pesawat.
Dari 48 buah seri 100 yang bising tadi, 4 sempat diekspor ke
Thailand. Di sana cuma dipakai menyebarkan garam di udara untuk
menurunkan hujan buatan. Tapi sebagian besar "si berisik" telah
digunakan untuk pesawat penumpang. MNA memilikinya paling banyak
16, untuk jalur Jakarta-cirebon-Cilacap, dan berbagai jalur di
Indonesia bagian Timur seperti Manado-Ujungpandang. Sedangkan
Bouraq Air Lines punya 3 untuk melayani jalur Bonung-Balikpapam
Dan Dirganura memakai 3 buah menghubungkan kota-kota di
Kalimantan.
Pesawat berkapasitas 20 penumpang itu juga digunakan perusahaan
penerbangan carteran atau aksi udara. PAS, misalnya,
mencarterkan 11 Casa seri untuk pekerja pengeboran minyak di
Balikpapan. Si berisik toh tetap lari. Memang, kata Alie
Abubakar, walaupun bising, Casa masih mendingan darlpada
Dakota."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini