Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG Badan Geologi, mencatat penurunan aktivitas erupsi di Gunung Lewotobi Laki-laki, Nusa Tenggara Timur (NTT). Status gunung yang sebelumnya Level IV 'Awas' kini sudah menurun ke Level III 'Siaga'.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penurunan status Gunung Api Lewotobi Laki-laki ditinjau dari perkembangan aktivitas vulkanik yang terus mereda. Pengamatan visual dan kegempaan dalam rentang waktu 23-29 Januari 2024 menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik di Gunung Lewotobi Laki-laki sudah cenderung menurun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Indikasi menurunnya aktivitas vulkanik juga tercermin dari adanya penurunan intensitas gempa vulkanik dalam, dibanding periode sebelumnya. Lalu mengindikasikan penurunan suplai magma tinggi serta kolom letusan menurun dari rata-rata 1.500 meter menjadi 500 meter di atas puncak," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam keterangannya, Selasa, 30 Januari 2024.
Meski mengalami penurunan, Hendra menerangkan bahwa PVMBG masih mengamati terjadinya awan panas guguran dengan jarak luncur rata-rata 1 kilometer dan maksimal 2 kilometer dari pusat letusan. Namun pergerakan aliran aliran lava di arah timur laut sudah cenderung melambat, karena berkurangnya pasokan magma dan daerah topografinya landai.
Perihal kondisi kegempaan di Gunung Api Lewotobi, PVMBG mendeteksi bahwa saat ini didominasi oleh gempa permukaan, lalu juga disertai terekamnya gempa hybrid yang menunjukkan pertumbuhan kubah lava dengan laju rendah. "Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh, maka Gunung Lewotobi Laki-laki diturunkan dari Level IV ke Level III, terhitung sejak 29 Januari 2024 pukul 12.00 WITA," ujar Hendra.
Dengan turunnya status Gunung Lewotobi Laki-laki, Hendra meminta masyarakat di sekitar gunung untuk tetap mematuhi rekomendasi dan aturan yang berlaku, semisal tidak beraktivitas di radius 4 kilometer dari pusat erupsi, dan selalu waspada terhadap potensi banjir lahar hujan di sungai yang berhulu di puncak gunung.
"Masyarakat yang terdampak hujan abu Gunung Lewotobi Laki-laki untuk memakai masker dan penutup hidung serta mulut, supaya menghindari dampak dari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan," ujar Hendra.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.