Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Grobogan - Banjir merendam 21 desa di wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, sejak Ahad lalu, 9 Maret 2025. Desa-desa tersebut berada di enam kecamatan, yaitu Kedungjati, Toroh, Purwodadi, Tawangharjo, Gubug, dan Tegowanu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebanyak 4.271 kepala keluarga terdampak banjir akibat tanggul Sungai Tuntang yang jebol. Sebagian korban banjir tersebut kini tinggal di sejumlah pengungsian. Lokasi pengungsian berada di tempat yang aman dari banjir dengan memanfaatkan fasilitas umum dan tempat ibadah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah posko kesehatan juga disiagakan untuk memantau kondisi para pengungsi. Sementara kebutuhan makanan mereka dipasok dari dapur umum. Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi memastikan logistik bagi para korban banjir tercukupi. "Pastikan pengungsi tak kekurangan," kata dia ketika mengunjungi lokasi banjir pada Selasa, 11 Maret 2025.
Mantan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah itu juga memerintahkan agar kondisi tanggul Sungai Tuntang yang jebol terus dipantau. "Cek tanggul agar segera ada solusi cepat," ujarnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan Masrikan menyatakan, tanggul Sungai Tuntang jebol pada Ahad, 9 Maret 2025, pukul 06.00 WIB menyusul tingginya debit air Sungai Tuntang.
Masrikan menyatakan, seperti dikutip Antara, BPBD Grobogan sudah menerjunkan tiga tim penyelamat untuk membantu evakuasi warga yang hendak mengungsi. BPBD juga memberikan bantuan karung plastik untuk peninggian tanggul yang airnya mulai limpas maupun penguatan tanggul agar tidak jebol.
Tanggul Sungai Tuntang jebol tercatat empat kali selama 2025. Kali ini tidak berdampak pada arus lalu lintas di Jalan Grobogan-Semarang.