Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wilayah Grobogan, Jawa Tengah yang terdampak banjir hingga saat ini mencapai 68 persen kawasan. Banjir yang kian meluas hingga Sabtu, 16 Maret itu telah terjadi sejak Rabu, 13 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan, Endang Sulistyoningsih, mengungkap hasil kaji cepat yang dihimpun tim Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Grobogan per Jumat, 15 Maret pukul 20.00 WIB, bahwa banjir telah berdampak di 113 desa yang terbagi di 13 kecamatan dari total 19 wilayah kecamatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di samping itu, sebanyak 6.746 rumah telah terendam banjir. Satu rumah warga mengalami rusak berat dan delapan lainnya rusak ringan. Banjir juga berimbas pada fasilitas lain, ada 65 fasilitas pendidikan terdampak, 4 tanggul sungai jebol dan lahan pertanian seluas 5.352,5 hektare terendam dan terancam gagal panen.
Sebanyak 667 jiwa mengungsi ke lokasi yang lebih aman setelah permukiman mereka terendam dengan tinggi muka air (TMA) bervariasi antara 15-100 sentimeter. Adapun rincian data pengungsi dan lokasinya meliputi Balai Desa Getasrejo 136 orang, rumah sekdes Getasrejo 40 orang, Pendopo (Setda Grobogan) 106 orang, gedung kantor PCNU 87 orang, musala belakang Polsek Kota Purwodadi 250 orang, masjid Baitul Makmur Kota Purwodadi 35 orang dan Hotel Catra 13 orang.
"Pemkab Grobogan bersama seluruh unsur forkopimda telah mendirikan dapur umum di 43 titik untuk memenuhi kebutuhan logistik dan konsumsi bagi warga terdampak banjir," katanya berdasarkan rilis BNPB, Sabtu 16 Maret 2024.
Adapun pendistribusian konsumsi dari dapur umum, kata dia, terus dilakukan seiring proses evakuasi warga terdampak yang masih berjalan.
Di sisi lain, kata dia, warga bersama TNI/Polri dan instansi terkait juga bergotong-royong melakukan penguatan tanggul sungai irigasi dengan kantong berisi pasir dan tanah. Hal itu dilakukan sebagai antisipasi agar debit air sungai jalur irigasi tidak meluap dan memicu kerusakan yang dapat memperparah banjir.
Pilihan Editor: Banjir di Grobogan Meluas, BPBD: Kiriman dari Hulu Sungai Lusi