Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Teleskop James Webb Ungkap Gambar Langsung Pertama Planet Alien

Kemampuan Teleskop James Webb diuji dengan mengamati exoplanet Super-Jupiter.

12 September 2022 | 22.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Exoplanet HIP 65426 b yang berhasil ditangkap gambarnya oleh James Webb Space Telescope menggunakan instrumen NIRCam pada beberapa panjang gelombang. Ini adalah gambar langsung pertama dari exoplanet atau planet di luar tata surya. Foto : NASA/ESA/CSA, A Carter (UCSC), the ERS 1386 team, and A. Pagan (STScI)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) telah menangkap untuk pertama kalinya gambar langsung dari exoplanet, planet yang berada di luar sistem tata surya. Observasi inframerah JWST atas planet HIP 65426 b diungkap dalam sebuah makalah yang diunggah ke basisdata arXiv pada 1 September 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Makalah itu belum melalui peer review, tapi sudah didiskusikan dalam sebuah blog di laman NASA.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Planet muda itu adalah sebuah 'super-jupiter', sebuah bola gas raksasa berukuran 6-8 kali lebih massif daripada Jupiter. HIP 65426 b mengorbit bintang tipe A berukuran kira-kira dua kali Matahari di konstelasi Centaurus, 349 tahun cahaya jauhnya dari Bumi. 

Dia adalah satu di antara lebih dari 5.000 exoplanet yang sudah diidentifikasi di Galaksi Bima Sakti. Kebanyakan hanya bisa diamati secara tidak langsung--lewat efek yang mereka berikan terhadap bintang induknya.

Menurut Aarynn Carter, ketua tim penelitinya, seorang postdoc di University of California, Santa Cruz, tangkapan gambar exoplanet HIP 65426 b secara langsung menjadi penting untuk beragam alasan. "Pertama-tama, ini adalah kali pertama kami pernah membayangkan sebuah planet melampaui panjang gelombang 5 mikron," katanya. 

Mikron atau mikrometer adalah bagaimana para ilmuwan mengukur panjang gelombang cahaya dalam spektrum elektromagnetik. Cahaya inframerah memiliki panjang gelombang lebih besar daripada cahaya tampak, dimulai dari 0,75 mikron. 

Tidak seperti teleskop luar angkasa lainnya, JWST bisa 'melihat' pada spektrum panjang gelombang cahaya yang amat lebar, dari 0,6 sampai 28 mikron. Sebagai perbandingan, Teleskop Luar Angkasa Hubble hanya memiliki sensor gelombang inframerah sampai 2,5 mikron, sedangkan teleskop-teleskop di Bumi maksimal sampai 2,2 mikron. 

Jadi, JWST memberikan para astronom kemampuan pandang yang jauh lebih lebar daripada yang mungkin dilakukan sebelumnya. Pada gilirannya, sifat-sifat lainnya seperti massa, suhu dan radius sebuah obyek akan dapat diketahui. Analisis detail untuk sifat-sifat tersebut, Carter menambahkan, "Akan dipublikasi di masa mendatang." 

Para astronom mengamati HIP 65426 b menggunakan tujuh filter panjang gelombang inframerah yang spesifik satu sama lain. Presisi dari teleskop itu mengejutkan mereka. "Teleskop itu lebih sensitif daripada yang kami perkirakan sebelumnya, tapi juga sangat stabil," kata Carter. 

Apa yang dikerjakan Carter menunjukkan kalau JWST cukup bertenaga untuk mendeteksi exoplanet yang lebih kecil daripada yang sudah pernah divisualkan sebelumnya. "Sebelumnya kami terbatas untuk mendeteksi para super-jupiter, tapi sekarang kami memiliki potensi untuk membayangkan obyek-obyek serupa Uranus dan Neptunus untuk target yang tepat," kata Carter. 

Penggambaran langsung para exoplanet dianggap sulit karena planet-planet itu mudah sekali hilang dalam silau cahaya bintang induknya. Untuk mengatasinya, JWST menghadang silau menggunakan sebuah cakram yang disebut sebuah coronagraph di kedua Near-Infrared Camera dan Mid-Infrared Instrument. 

HIP 65426 b pertama dideteksi pada Juli 2017 dalam panjang gelombang inframerah pendek oleh tim ilmuwan menggunakan Very Large Telescope (VLT) milik European Southern Observatory di Cile. Planet itu kemudian dipilih untuk menguji presisi JWST dan untuk mencari tahu bagaimana penggambaran langsung yang terbaik terhadap exoplanet dalam gelombang inframerah menengah.  

"Kami pilih bintang ini karena kami tahu dia memiliki planet yang mapan dan akan matang untuk penggambaran langsung dan karenanya akan menjadi sebuah target pertama yang luar biasa untuk menguji coronagraph JWST," kata Sasha Hinkley, seorang associate professor di Departemen Fisika dan Astronomi di University of Exeter. 

HIP 65426 b lebih mudah dicuplik dari kilau cahaya bintang induknya karena dia 100 kali lebih jauh dari bintangnya dibandingkan jarak Bumi dari Matahari. Tapi ini masih lebih pucat 10 ribu kali daripada bintang induknya dalam spektrum nearinfrared. 

"Ini adalah permulaan yang sangat menarik memasuki era baru menangkap foton langsung dari atmosfer exoplanet ini pada panjang gelombang yang benar-benar baru yang seharusnya bertahan untuk 20 tahun atau lebih ke depan," kata Hinkley.

LIVESCIENCE, SPACE


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus