Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Tenggelam dalam Terang

15 Juni 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAGI para pengamat bintang, cahaya—selain dari obyek langit—adalah musuh. Cahaya yang menghambur dari daratan akan dipantulkan oleh partikel debu yang menggelayut di langit dan membuat astronom tak dapat melakukan penelitian. Bintang yang seharusnya tampak jelas menjadi berkedip atau hilang sama sekali. Di Bosscha, kondisi ini mengakibatkan sejumlah penelitian yang sudah dilakukan sejak observatorium itu dirikan, delapan dekade silam, tak dapat diteruskan. Bintang-bintang yang dicatat, hilang dari pengamatan. Bila cahaya dan polusi debu terus berlanjut, Bosscha terancam menjadi “museum” astronomi.

  • Sejak 2000, Bosscha menerima 60 ribu pengunjung tiap tahun
  • Gunung Tangkuban Perahu
    2.084 meter dpl
  • Lembang
    1.250 meter dpl
  • Bosscha
    1.310 meter dpl
  • Bandung
    768 meter dpl
  • Jarak Bosscha-Bandung: 11 kilometer

  • Asap pabrik, knalpot kendaraan, dan aktivitas manusia lainnya menerbangkan partikel debu yang menggantung mirip awan hitam tipis sekitar 100 meter dari permukaan, menghalangi pandangan teropong. Awan hitam partikel debu memantulkan cahaya dari darat ke lensa teropong.

  • Akibat akumulasi cahaya di atas Bandung, teropong tidak dapat menjangkau kaki langit. Teropong harus mendongak 30 derajat. Padahal, kaki langit, yang merupakan kawasan langit selatan, merupakan sasaran pengamatan.

  • Taburan cahaya di atas kota membuat magnitudo, atau skala penampakan, bintang berkurang, sehingga jumlah bintang yang tertangkap lensa berkurang. Dampak cahaya lebih buruk karena Bandung merupakan daerah dengan kelembapan tinggi, rata-rata 80 persen. Kandungan air di udara juga berperan menghamburkan cahaya dari daratan.

    Teropong Utama
    Refraktor Ganda Zeiss
    Diameter: 60 cm
    Refraktor Bamberg
    Diameter: 37 cm
    Teleskop Schmidt Bimasakti
    Teleskop Cassegrain GOTO
    Diameter: 45 cm
    Refraktor Unitron
    Reflektor GAO-ITB-RTS
    Teropong-teropong ini telah dimodernisasi dengan detektor modern yang menggunakan teknologi digital.

    NASKAH: ADEK MEDIA
    SUMBER: DIREKTUR OBSERVATORIUM BOSSCHA TAUFIQ HIDAYAT, KEPALA BIRO HUKUM DAN HUMAS KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI ANNY SULASWATTY.

  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus