Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Tujuh keliling di cileduk indah

Warga cileduk indah, tangerang was-was karena di atas rumah mereka ada kabel listrik tegangan eks- tratinggi. ada dugaan, induksi listrik bisa menye- babkan pusing dan anemia bahkan kanker otak.

20 Juli 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banyak warga hidup di bawah kabel listrik tegangan tinggi. Ada dugaan, induksi listrik bisa menimbulkan kanker otak. TERNYATA, tak cuma kenaikan tarif listrik yang mengguncang ketenangan warga Cileduk Indah, Tangerang, Jawa Barat. Sementara kenaikan tarif "cuma" mengganggu kocek mereka, kabel bahkan bisa membuat mereka pusing tujuh keliling. Keresahan itu diawali hampir dua tahun lalu, ketika beberapa petugas Pemda Tangerang dan PLN mendatangi 235 jiwa yang berdiam di 90 rumah di Cileduk Indah itu. Sebelumnya, penghuni dua RT itu bisa hidup tenang di rumah tipe 45 mereka. Walau rumah itu harus dicicil, kompleks semi-real estate itu sudah mengantungi segala persyaratan yang membuat status rumah jelas: sertifikat HGB, IMB, dan master plan Pemda Jawa Barat. Tiba-tiba, para petugas itu, tanpa ba-bu, langsung melakukan pengukuran tanah. Yang bikin kaget warga, ternyata pengukuran itu dilaksanakan karena sebuah kabel listrik akan melintasi atap rumah mereka. Kabelnya tak sembarangan, mengandung tegangan ekstratinggi sebesar 500 kilovolt. Tentu saja mereka tidak mau menerima perlakuan itu. Namun, dua kali pengaduan ke DPR Januari dan akhir Juni lalu serta ke Pemda Tangerang tidak mengubah niat PLN. Menurut PLN, proyek saluran transmisi yang antara lain untuk menerangi Bandara Soekarno-Hatta ini sudah dimulai tahun 1983, tapi terhenti setahun sesudahnya. Saat itulah, proyek perumahan itu masuk. Walau merasa sudah lebih dulu masuk, PLN bersedia meninggikan menara untuk keamanan warga. "Jarak aman kabel dengan tanah untuk yang di Cileduk sekitar 6 meter, tapi kami buat 8,5 meter. Sekarang kami tambah jadi 17,5 meter," ujar Direktur Pembangunan PLN, Kodhyat Samadikun. Tapi usaha warga Cileduk Indah ini tak berhenti. "Kami siap, biar masuk tahanan. Ini kan masalah prinsip untuk memperjuangkan nasib kami," ujar Charles Christoffel, ketua RW daerah itu. Yang dimaksud adalah terancamnya keselamatan jiwa mereka. Bila terjadi kebakaran atau hujan, listrik tegangan ekstratinggi itu mereka khawatirkan akan menjadi penghantar listrik yang baik. Memang, dampak itu belum terjadi karena kabel transmisi pun belum dipasang. Namun, pengaturan permukiman di sekitar kabel tegangan tinggi dalam Peraturan Umum Instalasi Listrik dan UU Kelistrikan memperlihatkan daerah tersebut berbahaya. Biasanya, di lokasi itu dipasangi gambar tengkorak dengan dua tulang bersilang. Dalam peraturan disebutkan, jarak enam meter di kiri dan kanan kabel bertegangan 70-150 kilovolt harus bebas dari permukiman. Untuk tegangan 500 kilovolt seperti di Cileduk, jarak aman harus lebih luas, yaitu lebih dari sembilan meter. Peraturan itu, menurut ahli arus kuat elektro ITB, Soelaiman T.M., untuk mencegah orang terkena listrik tegangan tinggi yang mematikan dengan segera. Karena itu, katanya pada Ida Farida dari TEMPO, permukiman Cileduk Indah yang dilintasi kabel tegangan ekstratinggi sangat berbahaya sekali. Walau begitu, dalam pertemuan dengan warga Cileduk akhir Juni lalu, PLN menenteramkan dengan mengatakan kabel di sana sudah dipasangi alat pengaman yang akan mematikan listrik dalam waktu 0,5 detik setelah kabel putus. Penangkal petir juga dipasang untuk mencegah sambaran petir. PLN mengakui perlunya koordinasi yang baik antara pihaknya dengan pemda untuk peruntukan tanah yang dilewati kabel. Kodhyat mengatakan, tak hanya Jakarta yang memiliki permukiman berpayung kabel tegangan tinggi ini, tapi juga Bandung, Surabaya, dan Medan. Warga Ngagel Timur, Surabaya, misalnya, sudah lebih dari 20 tahun hidup bersilangan dengan kabel bertegangan 70 kilovolt. Selama itu, menurut Wakil Ketua RW Ngagel Timur, Soemardjo, tidak pernah ada gangguan kebakaran atau warga yang tersengat listrik. Ada sekitar 25 rumah dengan persyaratan lengkap di bawah kabel yang sudah dipasang sejak 1927. Walau belum ada korban, pihak PLN menyadari bahaya bagi warga di sana. Menurut Soemardjo, sekitar tahun 1975, pihak PLN Surabaya meminta warga Ngagel Timur menandatangani blangko pernyataan. Isinya, bila terjadi kecelakaan, seperti rumah terbakar karena kabel putus, bukanlah tanggung jawab PLN. Kini, kabel listrik itu sudah tidak jadi ancaman dari atas rumah warga. Sejak dua tahun lalu, listrik dari kabel gantung itu sudah dialihkan ke kabel tanam. Dengan kedalaman 2,5 sampai 6 meter di bawah tanah, keamanan warga lebih terjamin. Menurut Kodhyat, warga yang hidup di bawah kabel gantung itu selama ini aman-aman saja. Misalnya, di daerah Plumpang dan Senen. PLN tidak tahu berapa persis jumlah penduduk yang berdiam di sana, tapi sepanjang Jalan Dr. Semeru Raya, Jakarta Barat, yang panjangnya hampir dua kilometer, terserak ratusan rumah penduduk permanen maupun semi yang terlintasi kabel tegangan tinggi. Memang, selama ini, menurut Nyonya Dedi, yang sudah sembilan tahun hidup di bawah kabel tegangan tinggi di Jalan Raya Cileduk, tidak pernah ada dampak yang dirasakannya. Tidak pernah ada masalah kesehatan dalam keluarganya. Padahal, menurut Soelaiman T.M., induksi listrik yang terus-menerus bisa mengganggu kesehatan manusia, karena menyebabkan terjadinya pusing dan anemia. Di Amerika, induksi listrik ini diperkirakan juga mengganggu alat-alat elektronik. Walau masih diperdebatkan, kasus Meadow Street yang menghebohkan Connecticut, Amerika, awal tahun lalu adalah contoh pengaruh medan listrik pada manusia. Lima warga dari sembilan rumah yang ada di Jalan Meadow terkena kanker otak. Diperkirakan, penyebabnya adalah gardu listrik yang mengatur distribusi listrik ke sekitarnya. Diah Purnomowati, Ardian T. Gesuri, Sitti Nurbaiti, dan Kelik M. Nugroho

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus