TAKTIK menjual kamar hotel kelompok Hyatt memang unik. Grand Hyatt Bali -- Rabu pekan lalu dibuka dengan pesta besar -- dipromosikan sebagai hotel yang menghargai pelestarian lingkungan. Seperti Anda ketahui, isu ini sedang digandrungi oleh para pengusaha dan cendekiawan di mancanegara. Dalam kaitannya dengan isu tersebut, kantung cucian kotor tidak lagi menggunakan plastik, tapi kertas linen. Lalu, aneka jenis ikan yang menghiasi laguna di sekeliling hotel berfungsi sebagai pembasmi lumut. Lingkungan spiritual, seperti upacara di pura milik Desa Bualu, yang berdekatan dengan lokasi hotel, tetap terlaksana sesuai dengan kemauan warga. Arsitektur hotel itu sendiri diilhami oleh Pura Tirta Gangga, di Karangasem. PT Wynncor Bali, dengan Jan Darmadi sebagai chairman, telah menanamkan investasi US$ 120 juta untuk membangun hotel berkamar 750, di atas tanah seluas 16 ha ini. Memang mewah. Kolam renangnya tak kurang dari enam buah. Dan karena pemasarannya ditangani oleh Hyatt Resorts Bali, tamunya juga bisa menggunakan fasilitas di Bali Hyatt, Sanur -- begitu pula sebaliknya. Tampaknya, pengalaman 18 tahun di Bali telah membuat Hyatt Resorts cepat mengantisipasi pasar. "Keputusan untuk mendirikan hotel ini sudah diambil lebih dari tiga tahun silam," tutur Manajer PR Grand Hyatt Bali, Poppy Barkah. Belakangan, memang banyak wisatawan asing dari kalangan elite yang berkunjung ke Bali. Belum lagi konsumen dalam negeri, yang konon sudah terbiasa dengan Hyatt berkelas grand, seperti Grand Hyatt Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini