Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada sebuah pernyataan yang diunggah di situs web miliknya, Inspektorat Pengaturan Nuklir Negara Ukraina (SNRIU) mengatakan pihaknya mengusulkan agar kunjungan yang akan dilakukan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) ke Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia ditunda sampai wilayah itu dibebaskan dari penjajah Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ternyata, pembangkit listrik itu dan kota Energodar masih berisi pasukan dan senjata militer Rusia, dengan pertempuran yang terjadi di dekatnya. Selain itu, ada bukti rudal Rusia yang terbang langsung di atas pabrik itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Oleh karena itu, proposal untuk melakukan misi IAEA tidak dapat diterima untuk Ukraina sampai deokupasi dari situs industri Zaporizhzhia dan kota Energodar. Kami berharap pembebasan wilayah Zaporizhzhia dari penjajah Rusia akan terjadi dalam waktu dekat dan kami akan dapat kembali ke masalah perencanaan inspeksi IAEA di fasilitas ini," tulis pengumuman tersebut sebagaimana dikutip World Nuclear News, Jumat, 27 Mei 2022.
PLTN terbesar di Eropa itu masih dioperasikan oleh staf Ukraina, tetapi telah berada di bawah kendali pasukan militer Rusia sejak awal Maret.
Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi mengatakan bahwa kekhawatiran tentang situasi di Zaporizhzhia adalah apa yang membuat pihaknya tetap terjaga di malam hari.
Ia juga mengatakan kepada hadirin di Forum Ekonomi Dunia bahwa inspekturnya perlu memiliki akses untuk melakukan pemeriksaan, seperti yang dilakukan pada semua PLTN, terhadap keamanan operasi dan untuk mengaudit stok uranium untuk memastikan semuanya diperhitungkan.
Pada awal Mei, dia mengatakan kepada Anggota Parlemen Eropa bahwa kedua belah pihak sepakat tentang pentingnya kunjungan tetapi tidak di bawah bendera satu sama lain.
Dia mengatakan kepada anggota parlemen bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir nyata berada di Ukraina, tetapi pada kenyataannya adalah bahwa pembangkit ini berada di bawah kendali militer Rusia.
“Kenyataannya adalah bahwa saya dihadapkan dengan situasi di mana format, modalitas politik kunjungan, bahkan lebih penting bagi mereka daripada misi teknis yang harus saya lakukan,” jelasnya.
SNRIU mengatakan bahwa IAEA saat ini menerima perubahan inventaris dan laporan neraca bahan nuklir, informasi tentang perencanaan inspeksi, non-interferensi dan keamanan, fasilitas penyimpanan/pengawasan IAEA, termasuk sistem pemantauan jarak jauh.
Pernyataan dari SNRIU muncul setelah sekretaris pers Presiden Rusia Vladimir Putin Dmitry Peskov mengatakan IAEA berhubungan baik dengan pihak Ukraina dan pihak Rusia mengenai organisasi perjalanan ini untuk memeriksa Zaporizhzhia.
Menurut Interfax, Peskov mencatat kesulitan mengatur kunjungan semacam itu. "Tentu saja, organisasi perjalanan semacam itu disertai dengan kebutuhan untuk menyelesaikan berbagai macam masalah logistik dan teknis - dari sisi mana untuk masuk, dari wilayah mana, melalui titik penyeberangan mana, transportasi apa, dan lainnya. Semua detail ini belum diselesaikan," jelas Peskov.
Operator pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina Energoatom mengatakan bahwa keempat pembangkit listrik tenaga nuklir negara itu terus beroperasi dalam batas keamanan normalnya.
Baca:
Terkini dari PLTN Zaporizhzhia: Dijalankan Ukraina, Diduduki Rusia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.