Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Usaha Budidaya Cabai Harus Waspada dengan Penyakit Tanaman Cabai ini

Upaya lakukan budidaya cabai, harus selalu waspada terhadap serangan berbagai penyakit tanaman cabai. Ini daftarnya.

6 Juni 2021 | 07.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petani menunjukkan cabai rawit yang rusak di Desa Montok, Larangan, Pamekasan, Jawa Timur, 6 Januari 2017. Dalam sepekan terakhir harga cabai rawit di Madura naik dari Rp80.000 per kg menjadi Rp100.000 per kg karena sebagian besar tanaman tersebut gagal panen akibat faktor cuaca. ANTARA FOTO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Budidaya cabai harus selalu waspada pada penyakit pada cabai yang erat kaitannya dengan patogen. Maksudnya, patogen adalah penyebab tanaman menderita. Patogen tidak selalu berupa makhluk hidup atau animate pathogen, bisa juga sesuatu yang tidak hidup (inanimate pathogen) seperti virus, hara, air atau penyebab lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut beberapa penyakit utama yang menyerang tanaman cabai. Mulai dari penyakit terbawa biji, gangguan ini dapat membawa penyakit seed-borne disease) dan sangat membahayakan tanaman-tanaman berikutnya. Jenis patogennya dari kelompok patogen hidup.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyakit cabai selanjutnya adalah bakteri, nama patogennya xanthomonas campestris pv. vesicatoria. Sayangnya penyakit ini tidak menampakkan gejala, akan terlihat normal. Menyusul patogen colletotrichum spp. atau capsici dan gloeosporioides atau disebut cendawan. Kondisi biji yang terkontaminasi cendawan ini akan berwarna hitam atau coklat kehitaman.

Penyakit selanjutnya adalah nematoda bengkak akar, nama patogen meloidogyne spp. Jika tanaman cabai terserang penyakit ini akan menunjukkan gejala semaian agak kekuningan namun sering nampak seperti tanaman sehat, ada bintil akar yang tidak bisa lepas walaupun akar diusap lebih keras.

Kemudian penyakit patek atau antraks cukup berbahaya dan cepat menjalar. Dalam waktu singkat dapat menurunkan produktifitas yang signifikan. Penyakit patek disebabkan oleh cendawan Colletotricum capsici dan Colletotricum piperatum. Gejala serangan antraks terdapat bercak pada buah, buah kehitaman dan busuk kering pada buah, dan akhirnya rontok. 

Ada pula penyakit keriting daun. Gejala penyakit dapat ditemui pada pucuk menumpuk keriting diikuti dengan bentuk helaian daun menyempit atau cekung, tanaman tumbuh tidak normal menjadi lebih kerdil dibandingkan dengan tanaman sehat.

Terakhir, usaha budidaya cabai harus paham benar penyakit yang menyerang cabai seperti ada penyakit Layu Bakteri (Pseudomonas solana-cearum E.F. Smith) dan Layu Fusarium (Fusarium oxysporum Sulz.). Tanaman cabai yang terserang Layu Bakteri akan menunjukan gejala layu pada batang dan daun tanaman, mulai dari bagian pucuk, kemudian menjalar ke seluruh bagian tanaman. Sedangkan penyakit layu Fusarium disebabkan oleh organisme cendawan bersifat tular tanah. Biasanya penyakit ini muncul pada tanah-tanah yang ber-pH rendah (masam).

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus