Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Puting beliung muncul di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah, Rabu, 20 Januari 2021. Kejadiannya menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sekitar pukul 16.00 WIB.
Baca:
Puting Beliung di Babelan dan Bekasi Utara, Ratusan Rumah Rusak
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Itu fenomena puting beliung di atas air atau waterspout,” kata Hary Tirto Djatmiko, Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG. Fenomena ini di antaranya terekam oleh akun IG: Merapi Uncover.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari rekaman beberapa video amatir, tampak pusaran angin yang berputar searah jarum jam lalu membentuk semacam belalai tegak seperti turun dari gumpalan awan kelabu. Belalai raksasa itu lantas terbentuk penuh hingga menyentuh permukaan air waduk. “Pusaran angin itu keluar dari awan Cumulonimbus,” ujar Hary.
Kemunculan tornado berskala kecil (weak tornado) itu, menurut Hary, hanya pada kondisi tertentu, yaitu ketika keadaan atmosfer sangat labil. Biasanya saat musim pancaroba atau peralihan musim dengan durasi kejadian yang singkat. Paling tidak selama 3 menit dan paling lama 5 menit. “Sejauh ini belum ada informasi terkait kerusakan yang ditimbulkan,” kata dia.
Menurut Hary, fenomena angin puting beliung itu lokasi kejadiannya sangat lokal. Namun luasan pusaran anginnya bisa mencapai 5-10 kilometer dan bergerak lurus. Adapun waktu kejadiannya lebih sering pada siang atau sore hari, dan terkadang menjelang malam hari. “Kemunculannya tidak bisa diprediksi secara spesifik,” ujarnya.
Kesempatan prediksinya hanya sekitar 30-60 menit sebelum kejadian. Itu pun jika terlihat atau merasakan tanda–tanda kemunculan angin puting beliung. “Tingkat keakuratan prediksinya kurang dari 50 persen,” kata Hary. Setelah kejadian, biasanya kecil kemungkinan terulang lagi di tempat yang sama.
ANWAR SISWADI