Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cawe-cawe Sampai Akhir
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Halo pembaca,
Dua pekan lagi, Presiden Jokowi lengser. Jika tak ada aral, Presiden terpilih Prabowo Subianto akan menggantinya hingga lima tahun ke depan. Namun, alih-alih “lengser keprabon madeg pandhita”, Jokowi kian gencar bermanuver hingga cawe-cawe ikut menentukan pemerintahan Prabowo kelak. Salah satunya menyorongkan empat nama orang kepercayaannya sebagai menteri di kabinet Prabowo.
Selain nama-nama menteri, Jokowi juga coba menyetir anggaran tahun depan agar Prabowo melanjutkan program dan kebijakannya, terutama membangun Ibu Kota Nusantara. Di akhir masa jabatannya, Jokowi berambisi memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Penajem di Kalimantan Timur. Belakangan, pemindahan itu bermasalah karena ibu kota baru belum siap. Investor juga tak banyak, pembangunan infrastruktur juga bermasalah.
Untuk memuluskan semua keinginannya itu, Jokowi kabarnya mendorong Majelis Permusyawaratan Rakyat menghapus nama Soeharto dalam Ketetapan MPR tentang korupsi, kolusi, dan nepotisme. Penghapusan itu bisa membuka jalan bagi pemerintah memberi gelar pahlawan nasional kepada penguasa Orde Baru itu. Pada 2014, Prabowo mengusulkan agar mantan mertuanya itu mendapatkan penghargaan.
Di tengah usaha melobi Prabowo, muncul akun Fufufafa di Kaskus. Ini akun lama yang aktif membuat status di sekitar hari pemilihan presiden 2014. Isinya, selain memaki Prabowo dan keluarganya, akun ini juga menyoal orientasi seksual anak Prabowo. Investigasi warganet menemukan bahwa akun itu terafilisasi kepada Gibran Rakabuming Raka, anak sulung Jokowi, wakil presiden terpilih.
Dalam Pemilu 2014, Prabowo dan Jokowi berhadapan sebagai rival. Prabowo kalah suara. Akun Fufufafa membuat komentar miring tentang Prabowo tak kenal lelah. Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi sampai turun tangan mengklarifikasinya. Ia membantah akun tersebut dikendalikan Gibran. Meski begitu, kemunculan akun Fufufafa tak pelak membuat Jokowi dan keluarganya kelabakan.
Pelbagai manuver Jokowi itu kami ulas di edisi pekan ini. Termasuk soal Jokowi yang hendak meniru mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan yang terus membuat pencitraan setelah lengser. Dengan pencitraan masif itu, partai Imran menang kendati ia meringkuk di dalam penjara.
Akankah Jokowi juga terus berkeliling menjaga basis suaranya setelah lengser? Selamat membaca.
Bagja Hidayat
Wakil Pemimpin Redaksi
OPINI
Post-Power Syndrome Jokowi Menjelang Pensiun
Jokowi membuat sejumlah kebijakan strategis menjelang lengser. Menyandera presiden terpilih.
LAPORAN UTAMA
Cawe-cawe Terakhir Jokowi Menjelang Pensiun: Kursi Menteri Hingga Melindungi Fufufafa
Sebelum Jokowi lengser, Istana bermanuver mengamankan Gibran. Menghapus jejak akun Fufufafa dan cawe-cawe di kabinet Prabowo.
Cawe-cawe Jokowi Sampai Politik Anggaran Prabowo Subianto
Jokowi menyiapkan pemerintahan Prabowo Subianto mulai akhir Februari 2024. Berharap programnya dilanjutkan.
Ada Jokowi dalam Keputusan MPR Menghapus Korupsi Soeharto
Presiden Joko Widodo ditengarai ikut mendorong pemulihan nama Soeharto. Terbuka peluang menjadi pahlawan nasional.
Baca berita selengkapnya di Majalah Tempo: