Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Gatot S. Dewa Broto, mengatakan Kontingen Indonesia tidak bisa melakukan sewa pesawat sendiri untuk berangkat ke Olimpiade Tokyo yang akan digelar 23 Juli-8 Agustus mendatang.
Meski cari itu efektif menghindari insiden All England terulang, kata Gatot, anggaran yang disediakan tidak bakal mencukupi. "Karena kalau yang empat tahun lalu, untuk Olimpiade Rio, memang tiba-tiba ada permintaan dari KOI kepada Pak Menteri untuk menggunakan penerbangan kelas bisnis," kata Gatot, Kamis, 29 April 2021.
Saat itu, Gatot menyebut, pertimbangan perjalanan menuju Rio de Janeiro sangat jauh sekitar 30 jam. "Dan saat itu kami di internal Kemenpora langsung berkonsultasi apakah anggaran memungkinkan atau tidak? Karena jangan sampai itu jadi temuan BPK. Tapi setelah semuanya aman, kami eksekusi," ujar dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Gatot, permintaan dari KOI untuk penerbangan bisnis belum ada. Namun, kata dia, jika nanti ada permintaan maka Kemenpora bakal berkonsultasi dengan BPKP.
"Kalau soal itu sejauh yang saya ketahui keamanan di penerbangan aman. Kalau itu bisa saya jamin, insya Allah aman. Tapi untuk mencarter pesawat anggaran sekitar Rp 30 miliar (untuk kontingen Indonesia) tidak akan cukup dan takutnya malah menjadi temuan. Itu clear. Jadi enggak memungkinkan," kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terkait insiden All England, Gatot menyarankan KOI untuk mengantisipasi masa karantina bagi pendatang yang masuk ke Jepang. Hal itu, kata dia, harusnya dilakukan ketika Kontingen All England berangkat ke Inggris.
"Sebelum bermain harus karantina 10 hari, ada atau tidak ada yang terpapar COVID-19. Terlepas ada yang kena di pesawat, ada ketentuan itu. Nah, yang saya dengar di Tokyo tidak sampai 10 hari ya. Bisa kurang dari itu," kata dia.
Baca Juga: Permudah Transportasi PON Papua, KONI Gandeng Garuda