Berawal dari Sepeda Pinjaman

Ryan Ariehaan kaget ketika dirinya didaftarkan untuk Kejuaraan Nasional Tanjakan Tangkuban Parahu 1993. Padahal, waktu itu dia tidak punya sepeda dan baru beberapa minggu bergabung dengan klub Dodol Picnic, Garut. ”Nama saya tiba-tiba didaftarkan pelatih Ade Ridwan,” katanya dengan logat Sunda yang kental.

Saat itu Ryan memang belum terjun seratus persen di balap sepeda. Dia hanya ikut-ikutan karena kebetulan kakaknya, Eggi Hariman, sudah lebih dulu memperkuat tim Jawa Barat. Tapi kebingungannya tidak berlangsung lama. Klubnya ternyata bersedia meminjamkan sepeda dan perlengkapan lain kepada putra Garut kelahiran 4 Maret 1979 ini. Dia tinggal memikirkan bagaimana mempersiapkan diri untuk mengikuti perlombaan itu. ”Kebetulan kakak saya lagi sakit, jadi sepedanya saya pinjam buat latihan,” katanya. Lumayan, dalam kejuaraan ini dia menjadi juara kedua.

Kenangan itu selalu melekat di benak juara Dji Sam Soe Tour d’Indonesia untuk kategori nasional ini. Sejak itu pula, Ryan serius menekuni olahraga kereta angin. Sebelumnya, dia sudah beberapa kali mengukir prestasi di cabang atletik. Dia pernah menggondol juara untuk nomor lari 5.000 m dan 10.000 m dalam kejuaraan atletik di Kabupaten Garut. Sayang, prestasinya hanya mentok di tingkat kabupaten.

Lantaran keseriusannya berlatih menggenjot sepeda, akhirnya Ryan ditarik ke pemusatan latihan nasional (pelatnas). Dia bergabung dengan para pembalap yang disiapkan untuk SEA Games 2005 dan Asian Games 2006 di Doha, Qatar. Sebagai pembalap, dia bangga karena bisa menghidupi anak dan istrinya. ”Sekarang saya pemusatan latihan, artinya yang membiayai hidup saya sekarang ya negara,” kata dia sambil tertawa.