Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Diananda Choirunisa dan Riau Ega Agata Salsabila yang dicoret dari tim pemusatan latihan nasional untuk Olimpiade Tokyo 2021 segera kembali bergabung.
Akibat kisruh antara Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (PB Perpani) dengan Ketua Umum Perpani Jawa Timur Denny Trisyanto, nama Riau Ega dan Diananda dicoret dari tim Pelatnas Olimpiade.
Diananda dan Riau Ega telah memegang tiket Olimpiade Tokyo karena mendapatkan medali di Asian Games 2018.
SETAHUN menjabat Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (PB Perpani) hasil musyawarah nasional luar biasa, Illiza Sa’aduddin Djamal seperti mengalami masalah bertubi-tubi. Merebaknya pandemi Covid-19 memaksa pemusatan latihan nasional untuk Olimpiade Tokyo, yang sedianya dimulai pada April 2020, ditunda selama empat bulan. Persoalan bertambah pelik karena dua atlet dari Jawa Timur, Riau Ega Agata Salsabila dan Diananda Choirunisa, menolak bergabung karena pelatih mereka, Denny Trisyanto, tidak menjadi pelatih pelatnas.
Illiza—menggantikan Ketua Umum PB Perpani periode 2018-2022 Kelik Wirawan Wahyu Widodo yang mengundurkan diri pada Desember 2019—lantas mencoret nama Riau Ega dan Diananda dari tim pelatnas. Keputusan itu memunculkan polemik lantaran Riau Ega dan Diananda merupakan atlet yang memegang tiket untuk berlomba di Olimpiade Tokyo. “(Atlet yang dapat tiket Olimpiade) seharusnya tidak bisa diganti. Maunya Menpora (Menteri Pemuda dan Olahraga) masuk lagi. Kemenpora yang turun tangan,” ucap Rizal Barbani, Sekretaris Jenderal PB Perpani periode 2018-2019.
Illiza menyatakan rapat internal pengurus telah memasukkan kembali nama Riau dan Diananda dalam pelatnas Olimpiade dan SEA Games 2021 sesuai dengan hasil mediasi. “Saya tetap membuka peluang bagi Riau Ega dan Diananda. Saya juga membuka peluang bagi Bu Lilies Handayani (istri Denny) untuk menjadi pelatih karena dari awal kami menginginkan itu,” ujar Illiza saat dihubungi pada Kamis, 25 Maret lalu.
Perihal pelatih pelatnas, Illiza berkukuh pihaknya berpegang pada mekanisme penjaringan atau seleksi nasional. “Seleksi itu ada tim independen. Dari Kemenpora juga ada penilaian hasil seleksi yang kami lakukan,” ucap Illiza, Kamis, 25 Maret lalu. Berdasarkan hasil seleksi, skor Denny di bawah pelatih lain. Tiga pelatih yang terpilih adalah Budi Widyanto, Nurfitriyani Saiman Lantang, dan Permadi Sandra Wibowo.
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto membenarkan bahwa pihaknya menjadi mediator. Menjelang pelatnas 2020, ia diminta Illiza untuk menjadi perantara komunikasi dengan Denny, Diananda, dan Riau. “Saya telepon Riau di Yogyakarta, saya telepon Pak Denny di Surabaya. Saya juga telepon Ketua Umum KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) dan Ketua KONI Jawa Timur. Intinya, mohon ini bisa diselesaikan dengan baik di lingkup internal Perpani,” tutur Gatot, Kamis, 25 Maret lalu.
Gatot mengaku melakukan pendekatan ala Yogyakarta terhadap Riau Ega yang bukan orang Yogyakarta tapi tinggal di sana. Adapun Diananda, menurut Gatot, mengatakan kepadanya (mangkir dari pelatnas) karena menjalani pendidikan dan latihan prajabatan untuk menjadi pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga. “Kalau prajabatan itu tidak bisa ditawar. Kalau mundur lagi yang rugi anaknya. Akhirnya Perpani mengalah,” ucap Gatot.
Menurut Gatot, pencoretan atlet asal Jawa Timur dipicu oleh kekecewaan Denny, Ketua Umum Perpani Jawa Timur, yang tidak lolos seleksi pelatih pelatnas. Padahal, Gatot menambahkan, penjaringan pelatih berjalan transparan. Ketika Perpani mengadakan rapat pimpinan, Gatot yang hadir secara virtual mendengarkan pemaparan perihal peringkat dan poin setiap peserta seleksi. “Siapa peringkat pertama, kedua, dan ketiga itu ada,” ujar Gatot.
Rizal Barbani mengaku senang karena keputusan mencoret nama Anis dan Riau telah dianulir. Menurut dia, kebijakan itu diambil setelah Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali ikut memfasilitasi penyelesaian kisruh PB Perpani dengan Denny serta Diananda dan Riau Ega. “Itu kewenangan dari Kemenpora. Riau Ega dan Diananda sudah masuk kembali dengan tambahan pelatihnya, Lilies Handayani,” kata Rizal.
Pengamat panahan yang mantan jurnalis, Indrie H.P. Koentjoro, juga melihat peran Kemenpora dalam penyelesaian konflik PB Perpani versus Denny dan kawan-kawan. “Memang yang mendapat tiket Olimpiade adalah atlet dari Jawa Timur, tapi itu berkat bantuan berbagai pihak, termasuk Kemenpora,” ucapnya. Menurut Indrie, Denny menerima saja keputusan PB Perpani. “Dia sudah tidak mau pusing. Toh, dunia juga melihat yang menelurkan tiket itu kan dia,” tuturnya, Jumat, 26 Maret lalu.
Diananda—yang akrab disapa Anis—mendapatkan tiket Olimpiade lantaran berhasil meraih medali perak di nomor perorangan putri recurve dalam Asian Games 2018. Kala itu, di babak final yang berlangsung di Kompleks Panahan Gelanggang Olahraga Bung Karno, Senayan, Jakarta, 28 Agustus 2018, Anis takluk oleh atlet Cina, Zhang Xinyan, dengan poin 2-7. Bidikan kedua Anis di set kelima melenceng ke kanan dari pusat papan sasaran karena angin berembus tiba-tiba.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Atlet panahan Indonesia Diananda Choirunnisa pada final panahan nomor recurve putri di Synthetic Turf Fild, Bukit Jalil, Malaysia, Agustus 2017./ANTARA/Wahyu Putro A
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun Riau Ega juga meraih tiket Olimpiade di Negeri Sakura setelah memperoleh medali perunggu di nomor perorangan putra recurve Asian Games 2018. Riau Ega tidak merespons ketika dimintai konfirmasi mengenai statusnya di pelatnas. Saat dihubungi pada Senin, 22 Maret lalu, Riau meminta dihubungi kembali selepas berlatih. Namun, pada waktu yang ditentukan, Riau tidak menjawab panggilan telepon dan tak merespons pesan WhatsApp yang dikirimkan.
Telepon seluler Anis juga tak dapat dihubungi. Denny Trisyanto pun tidak merespons pesan yang dikirimkan ke nomor WhatsApp miliknya. Ketua Harian KONI Jawa Timur Muhammad Nabil mengaku mendapatkan informasi mengenai laporan Denny ke Kepolisian Daerah Jawa Timur. “(Perihal) diberhentikan sebagai Ketua Umum Pengurus Perpani Jawa Timur,” ucapnya.
Illiza, yang juga anggota Komisi Olahraga Dewan Perwakilan Rakyat, mengaku sudah lelah terhadap polemik dan sistem organisasi yang tidak sehat. Karena itu, ia pun mengambil keputusan mencopot Denny dari jabatan Ketua Perpani Jawa Timur. Ternyata, pencopotan itu berbuntut panjang, dia dilaporkan Denny ke Kepolisian Daerah Jawa Timur. “Saya enggak tahu apa-apa ternyata digugat,” ucap Illiza.
Tiba-tiba saja, menurut Illiza, dia mendapat surat penetapan penghentian penyidikan. Ternyata, laporan Denny itu tidak diterima polisi karena salah menggugat dirinya sebagai pribadi. Yang terbaru, Illiza kembali dilaporkan oleh Denny yang kali ini menggugat Illiza sebagai pemimpin organisasi. “Ini sedang kami jalani di kepolisian,” ujar Illiza, yang pernah menjabat Wali Kota Banda Aceh 2014-2017.
Di luar masalah gugat-menggugat, Illiza kini berfokus memulai pelatnas Olimpiade 2020 yang penyelenggaraannya diundur menjadi 23 Juli-8 Agustus 2021 itu, pada April 2021. “Sekarang lagi proses MoU (memorandum of understanding) dengan Kemenpora,” ujarnya. Pelatnas ini, kata Illiza, sudah harus mempersiapkan tim untuk Archery World Cup di Paris, Prancis, pada 22-27 Juni nanti. Perhelatan itu memperebutkan tiket nomor beregu putra dan putri. “Kami mengirimkan tiga atlet putri dan tiga putra ke Paris. Targetnya menambah tiket Olimpiade,” tutur Illiza.
Untuk Olimpiade Tokyo, PB Perpani, menurut Illiza, mematok target melampaui capaian dalam Olimpiade 1988 di Seoul. Ketika itu tiga srikandi panahan, Nurfitriyani Saiman Lantang, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani, sukses membawa pulang medali perak. Perolehan tim polesan Donald Pandiangan itu mencetak sejarah sebagai medali pertama Indonesia dari Olimpiade. “Meraih medali emas. Target tetap jadi terbaik,” ucap Illiza.
Target itu, menurut dia, merujuk pada hasil evaluasi dalam pelatnas 2020. Ketika itu skor yang didapat atlet panahan melampaui hasil yang diraih oleh pemenang medali emas Olimpiade 2016 di Rio de Jainero. Namun, Illiza mengatakan, skor yang didapatkan masih belum stabil. “Jadi di pelatnas mendatang apa yang sudah diraih harus bisa konsisten terus,” kata Illiza.
IRSYAN HASYIM
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo