Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

olahraga

Di Tengah Kontroversi Gender, Lin Yu-ting Juga Raih Emas Tinju Olimpiade 2024, Ikuti Jejak Imane Khelif

Lin Yu-ting, salah satu dari dua petinju yang menjadi pusat pertikaian gendernya, berhasil meraih emas Olimpiade 2024.

11 Agustus 2024 | 19.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Lin Yu-ting, salah satu dari dua petinju yang menjadi pusat pertikaian gendernya, berhasil meraih emas Olimpiade 2024. Petinju asal Taiwan ini mengalahkan lawannya dari Polandia, Julia Szeremeta, dengan mudah untuk merebut gelar kelas bulu wanita, Sabtu, 10 Agustus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lin Yu-ting dan Imane Khelif asal Aljazair, yang memenangkan medali emas dalam kategori kelas welter pada hari Jumat, telah menjadi sorotan sebagai bagian dari perselisihan gender yang telah mendominasi berita utama. Keduanya menjadi subjek banyak diskusi di platform media sosial, yang memicu pengaduan hukum dari Aljazair .

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lin Yu-ting yang berusia 28 tahun menjadi peraih medali emas pertama Taiwan dalam cabang tinju. Setelah sebelumnya mereka hanya memenangkan tiga medali perunggu dalam olahraga tersebut - dua di antaranya diperoleh di Olimpiade Paris.

"Saya merasa ini sungguh luar biasa," kata Lin Yu-ting kepada wartawan. "Saya ingin berterima kasih kepada semua orang yang mendukung dan percaya kepada saya; itulah yang membuat saya terus maju hingga sekarang. Saya juga telah menulis sejarah bagi Taiwan agar dunia mengetahuinya.”

"Setiap pertandingan penuh tantangan. Meskipun kelihatannya menang 5-0, setiap pertandingan adalah ujian besar untuk mengetahui apakah dasar latihan saya sudah kuat.”

"Saya pikir fakta bahwa dia bisa berpartisipasi dalam Olimpiade adalah bukti keterampilannya," kata Lin Yu-ting dalam konferensi pers.

Kontroversi Gender

Lin Yu-ting dan Khelif didiskualifikasi oleh Asosiasi Tinju Internasional (IBA) dari Kejuaraan Dunia 2023 di New Delhi. Mereka dinyatakan tak memenuhi syarat untuk tampil setelah menjalani tes gender.

Kedua petinju itu berkompetisi di Olimpiade setelah Komite Olimpiade Internasional (IOC) mencabut status IBA sebagai badan pengatur olahraga tersebut pada tahun 2023. IOC mengambil alih kendali penyelenggaraan tinju di Paris.

IOC telah menolak hasil uji medis yang dilakukan IBA tersebut dan menyebut sebagai hasil yang sewenang-wenang dan tidak sah. Mereka beranggapan  tidak ada alasan untuk melakukan uji coba tersebut.

Pada Olimpiade ini, IOC menggunakan aturan kelayakan tinju yang diterapkan pada Olimpiade 2016 dan 2021 yang tidak mencakup tes gender.

Saat berlaga di final, Lin Yu-ting menggunakan pukulan jabnya untuk menjaga jarak dari Szeremeta. Ia  mendaratkan beberapa hook kanan saat petarung Polandia itu berusaha memecah jarak.

Szeremeta tampil agresif tetapi kurang kecepatan dan akurasi, sehingga membuat dirinya rentan terhadap pukulan balik .

Nesthy Petecio dari Filipina dan Esra Yildiz dari Turki meraih perunggu di kelas yang sama.

REUTERS.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus