Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Gairah Baru dari Mr Posh

Kedatangan David Beckham di LA Galaxy menggoyang Amerika. Tenar dan tampan, tapi belum tentu bisa mengangkat derajat sepak bola Amerika.

30 Juli 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Demi menyambut David Beckham beserta keluarga yang bakal menjadi tetangga baru, Tom Cruise tak segan mengambil cuti dari syuting film Valkyrie. Dari Jerman, tempat pembuatan film itu, ia langsung terbang ke Los Angeles, Amerika. Bersama bintang Hollywood Will Smith, ia menjadi panitia pesta penghormatan warga baru bagi sobat kentalnya itu di Museum Seni Kontemporer Los Angeles, Ahad pekan lalu.

Beckham dan istrinya, Victoria, pada April lalu telah membeli rumah seharga US$ 22 juta atau Rp 198 miliar di Beverly Hills, Los Angeles. Pesta penyambutan itu berlangsung tertutup. ”Tak ada pers. Hanya mereka yang masuk daftar A yang bisa masuk,” kata seorang peserta yang ikut hajatan kaum jet set itu.

Daftar A adalah istilah untuk selebriti Hollywood kelas atas. Selain Tom Cruise dan istrinya Katie Holmes, dan pasangan Will Smith-Jada Pinkett, tercatat dalam daftar tamu antara lain Steven Spielberg, Jim Carrey, George Clooney, Oprah Winfrey, dan Ron Meyer—bos perusahaan film Universal Pictures.

Pergaulan sang istri yang bekas anggota grup penyanyi perempuan Spice Girls ini membuat Beckham akrab dengan pesta kaum selebriti. Gara-gara itu, dia mendapat julukan Mr Posh, panggilan Victoria tatkala bergabung ke kelompok tersebut. Di pesta-pesta seperti itu pula ia berkenalan dengan Tom Cruise. Bintang Top Gun itu yang menyarankannya bermain di LA Galaxy.

Tak cuma bermain sepak bola, Beckham tampaknya bersiap menjadi seorang bintang. Saluran televisi Fox membuat acara reality show bertajuk: David Beckham’s Soccer USA, yang mulai tayang pada Rabu pekan lalu. Pada Sabtu dua pekan silam, sebuah kamera khusus sudah mulai menyorot tingkah lakunya selama di lapangan dalam laga persahabatan melawan Chelsea. ”Beck Cam”, begitu istilahnya.

Dalam laga itu, kendati cuma bermain 13 menit, Beckham sudah memperlihatkan karismanya menyedot penonton. Tak kurang dari 27 ribu penonton memadati Stadion Home Depot Center, Los Angeles. Sekitar 1,47 juta orang lainnya menyaksikan langsung lewat stasiun ESPN. Jumlah penonton itu memecahkan rekor laga pembuka Major League Soccer (MLS) ketika DC United melawan San Jose Clash, yang ditonton 1,1 juta orang pada 1996.

Tak pernah ada sambutan semeriah ini sebelumnya. Franz Beckenbauer dan Pele pernah bermain untuk Klub Cosmos, New York, pada 1976. Tapi sambutannya tidak seramai ini. Padahal, dibandingkan dua maestro sepak bola itu, Beckham tak ada apa-apanya. Tak ada gelar Piala Eropa atau Piala Dunia yang pernah diraihnya.

Zaman mungkin sudah berubah. Beckham, yang terkenal dengan tendangan kaki kanannya, tampan dan tenar. Dengan dua faktor itu, diharapkan sepak bola mendapat tempat yang lebih layak di negeri itu. Bagi publik Amerika, sepak bola masih diolok sebagai permainan kaum perempuan.

Sepak bola memang dimainkan ketika mereka masih anak-anak. Namun, menjelang remaja, kaum laki-laki beralih menjadi pemain sepak bola Amerika, yang selain lebih macho juga menawarkan duit yang berlimpah. Sedangkan remaja perempuan tetap menekuninya. Itu sebabnya tim wanita Amerika kerap menjadi juara dunia.

Bintang dunia yang menjelang pensiun sudah didatangkan, Piala Dunia pun sudah digelar pada 1994, tapi popularitas sepak bola tetap rendah. Kedatangan Beckham diharapkan menjadi angin segar bagi perkembangan sepak bola Amerika. Modalnya sudah ada. Pemain asal Inggris itu cukup tenar di Amerika.

Jajak pendapat yang dilakukan Davie Brown Entertainment menemukan 51,9 persen orang Amerika telah mengenal Beckham. Angka ini mengejutkan karena melampaui Tim Duncan, bintang San Antonio Spurs yang hanya beroleh angka 25 persen. Sedangkan Landon Donovan, pemain sepak bola dan juga kapten LA Galaxy, hanya mendapat angka 9 persen.

David Beckham dan manajemennya sendiri hakul yakin dengan pilihan berkarier di Amerika. ”Saya sudah berpikir masak-masak, apakah tetap bermain di Madrid atau ke klub besar Eropa lainnya. Akhirnya saya putuskan untuk pergi ke Amerika,” katanya.

Tapi jangan keliru, Beckham datang ke Amerika bukan untuk menjadi superstar dunia hiburan. ”Dia sama sekali tidak berminat pada Hollywood. Dia datang ke Amerika untuk bermain sepak bola dan membesarkan anak-anaknya. Hanya dua itu yang membuatnya bergairah,” kata Glenn Lehrman, juru bicara Beckham.

Salah satu impian bekas kapten tim Inggris ini memang menjadi olahragawan besar, termasuk dalam soal penghasilan. Kostum nomor 23 dipilih sebagai langkah mengikuti jejak Michael Jordan, bintang basket NBA paling kaya. Dalam soal kekayaan, kini dia hanya kalah dari Ronaldinho.

Posisi itu akan membaik setelah bermain di Galaxy. Dalam setahun dia digaji US$ 5,5 juta atau Rp 49,5 miliar. Angka itu lima kali lebih tinggi dari rata-rata gaji pemain di Major League Soccer. Pemain New York Red Bulls Claudio Reyna sebagai pemain termahal cuma menerima US$ 1 juta atau Rp 9 miliar.

Landon Donovan, penyerang dan kapten LA Galaxy, hanya mendapat US$ 900 ribu atau Rp 8,1 miliar. ”Pemain lain tak perlu iri. Apa yang didapatnya saat ini merupakan hasil kerja kerasnya selama bertahun-tahun,” kata Alexi Lalas, si jenggot kambing di Piala Dunia 1994, yang kini menjadi presiden klub tersebut.

Biaya besar yang dikeluarkan untuk Beckham ditaksir sepadan dengan keuntungan yang masuk. Gelagatnya sudah terlihat. Sehari setelah Beckham resmi dinyatakan sebagai pemain LA Galaxy, 250 ribu kostum dengan nomor 23 langsung tandas dibeli penggemar.

Dari penjualan tiket saja, LA Galaxy ditaksir akan mendapat tambahan pemasukan US$ 5 juta atau Rp 45 miliar. Bahkan klub lain ikut menangguk untung. Red Bull New York sudah menjual 26 ribu tiket saat menjamu LA Galaxy, pertengahan Agustus mendatang. Jumlah tiket ini melampaui rekor penjualan terbanyak mereka tahun lalu, yaitu 15 ribu.

LA Galaxy juga mendapat sponsor Herbalife Ltd., yang akan nampang di kostum Beckham dan kawan-kawan mulai musim depan. Perusahaan makanan dan penyeimbang berat badan ini mengikat kontrak lima tahun senilai US$ 20 juta atau Rp 180 miliar.

Tak mengherankan bila bos Anschutz Entertainment Group sekaligus pemilik LA Galaxy, Tim Leiweke, mengaku sangat beruntung mendapat Beckham. ”Kami tak akan pernah khawatir tentang kondisi keuangan kami. Uang kami akan segera kembali,” ujarnya seperti dikutip AFP.

Beckham memang berarti duit. Ketika pindah ke Real Madrid, klub asal Spanyol itu menikmati keuntungan gila-gilaan dari penjualan kaus dan pernak-pernik klub senilai US$ 600 juta atau Rp 5,4 triliun. Hasil itu meningkat 137 persen dari penjualan sebelumnya. ”Enam tahun sejak kedatangannya, Real Madrid telah menjual lebih dari sejuta kaus,” kata Jose Sanchez, direktur pemasarannya.

Namun, untuk urusan mendongkrak popularitas sepak bola agar sejajar dengan basket, bisbol, dan sepak bola Amerika, Beckham memilih realistis. ”Menjadikan sepak bola sebagai olahraga paling populer di sini sangat berat,” katanya.

Ada pula persoalan lain yang bisa membuat perjalanan kariernya berubah. Roda kompetisi MLS tidak berputar seketat liga di Eropa. Dengan waktu luang yang banyak, ditambah pergaulan dengan kaum jet set Hollywood, bukan mustahil Beckham tergoda.

Pancingan sudah terulur. ”Dia ganteng dan punya tampang seperti bintang film. Dia juga sudah menjadi selebriti. Dia bisa sukses di televisi, dan kalau dia bisa akting, dia akan mendapat peran besar dalam film,” kata Jerry Bruckheimer, produser kenamaan Hollywood. Semuanya terserah Mr Posh.

Irfan Budiman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus