Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hancur sudah gengsi dan nama besar Jerman. Dalam Piala Dunia 2018, tim berjulukan Die Mannschaft itu gugur di fase pertama alias penyisihan grup. Tak sekadar gagal, Jerman terpuruk di posisi juru kunci klasemen akhir Grup F.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jerman hanya mampu menorehkan tiga poin, hasil sekali kemenangan dari tiga laga penyisihan grup. Sisanya, Mesut Oezil dan kawan-kawan menelan kekalahan. Termasuk kekalahan mengejutkan 0-2 oleh Korea Selatan di Stadion Kazan Arena, Rabu lalu, dalam laga terakhir Grup F.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jerman pun harus pulang lebih awal. Ini adalah catatan kelam bagi sepak bola Jerman sejak ikut Piala Dunia 80 tahun silam. Nelangsa betul nasib Jerman. Namun ibarat peribahasa, nasi sudah jadi bubur. Pelatih Joachim Loew tetap harus memasang kepala tegak pulang kampung mempertanggungjawabkan kinerjanya di hadapan federasi sepak bola Jerman.
Bagi Loew, kegagalan ini masih seperti mimpi. Bagaimana tidak, Loew masih ingat betapa besar kepercayaan diri skuadnya sebelum terbang ke Rusia. Bahkan lawan pertama, Meksiko, masih dianggap enteng oleh Thomas Muller dan kawan-kawan.
"Kami pikir memenangi laga-laga di Rusia seperti menekan tombol saja. Tapi kenyataannya tak semudah itu," kata pelatih 58 tahun itu.
Sebenarnya, kegagalan Jerman sudah bisa ditebak jauh-jauh hari. Permainan skuad Panser mengalami penurunan kualitas setelah memenangi Piala Konfederasi 2017 dan lolos di kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa Oktober tahun lalu.
Sejak itu, Loew menyeleksi hingga tiga lusin pemain untuk membentuk skuad berisi 23 pemain. Hasilnya tak terlalu menyenangkan karena mantan gelandang serang Jerman itu masih mempertahankan pemain-pemain senior yang sukses mengangkat trofi Piala Dunia 2014 seperti Thomas Muller, Mesut Oezil, Sami Khedira, hingga kiper yang absen pada musim 2017-2018 Manuel Neuer. Padahal skuad pemain muda-yang sukses memenangi trofi Piala Konfederasi 2017-lebih menjanjikan jika di-pilih tampil di Rusia 2018.
Hasilnya pun sesuai, Panser Jerman yang kondang tanpa ampun menggilas lawan-lawannya kini berubah jadi seonggok besi tua. Ketika laga uji coba menjelang terbang ke Rusia, Jerman tak mampu menang. Juara Piala Dunia empat kali itu ditahan imbang Inggris, Spanyol, dan Arab Saudi. Selanjutnya, mereka kalah oleh Brasil dan Austria.
Faktanya, setelah menginjakkan kaki di Rusia, Muller dan Oezil seperti tak layak tampil di hajatan sekelas Piala Dunia. Pergerakan mereka cenderung lambat, tak kreatif, dan susah bekerja sama dengan pemain lain. Jerman sebenarnya masih tampil menyerang dalam penyisihan Grup F. Tapi sayangnya serangan mereka seperti klub amatir yang tak jelas juntrungannya. Dari 72 serangan tim Panser di tiga laga, hanya dua gol yang mereka mampu ciptakan.
Kiper utama Manuel Neuer pun sadar bahwa tahun ini Jerman lebih mirip ayam sayur ketimbang tim juara bertahan. Untuk itu, pria 32 tahun itu dengan tegas menyebut timnya memang layak tersingkir di babak grup.
"Harus diakui, kami tak bermain dengan meyakinkan di ketiga laga. Ini bukan Jerman yang kami kenal. Ini sungguh menyedihkan," kata pemain Bayern Muenchen itu.
"Bahkan jika lolos pun, kami akan tersingkir di babak selanjutnya jika masih bermain seperti ini," mantan kiper Schalke 04 itu menambahkan. REUTERS | BBC | INDRA WIJAYA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo