Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Federasi bulu tangkis dunia atau Badminton World Federation (BWF) belum lama ini mengenalkan varian lain dari olahraga tepok bulu, yakni Air Badminton. Permainan itu hadir di arena Indonesia Open 2019.
Bila selama ini publik mengenal permainan bulu tangkis hanya bisa dilakukan dan dinikmati di dalam ruangan. Perbedaan paling mencolok antara Air Badminton dan bulu tangkis biasa ada pada lokasinya yang di luar ruangan dan bola (shuttlecock).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di turnamen Indonesia Open 2019 pengunjung bisa menjajal Air Badminton secara cuma-cuma. Terletak di lantai dua Istora Gelora Bung Karno, arena Air Badminton memiliki ukuran lapangan dan net yang sama dengan bulu tangkis konvensional. Sementara bola terbuat dari plastik dengan ujung dilapisi karet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo sempat menjajal bersama seorang pengunjung, Ricardo Sitorus. Dari pengalaman bermain selama lima menit terasa cukup melelahkan bermain Air Badminton. Bola sulit untuk dikendalikan karena harus melawan angin yang berubah-ubah dan berhembus dari berbagai arah. Pergerakan bola juga sesekali tak terlihat karena warna tak mencolok dan lokasi yang terlalu terang.
Sementara Ricardo menilai bola yang digunakan terasa lebih berat dan perlu penyesuaian pada senar raket. "Seperti main tenis," kata dia di Istora, Jakarta, Jumat, 19 Juli 2019.
BWF kali pertama mengenalkan Air Badminton pada sebuah acara kemitraan di Guangzhou, Cina, Mei 2019. Sekretaris Jenderal BWF Thomas Lund mengatakan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dalam penerapan Air Badminton.
Menurut dia, banyak pihak memberikan respons positif setelah peluncuran Air Badminton. Ia menilai penerapan bulu tangkis sebagai olahraga luar ruangan sudah mendapat perhatian dari banyak negara.
Lund menyatakan sejumlah pihak mulai menanyakan ihwal penjualan Air Shuttle atau bola. “Seperti yang kami komunikasikan selama peluncuran, produksi massal AirShuttle masih disiapkan. Itu berarti AirShuttle akan tersedia untuk umum pada paruh kedua 2019," ucapnya.
ADITYA BUDIMAN | BWF