Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Buntut insiden tragedi Kanjuruhan, Malang, dalam laga Arema FC vs Persebaya Surabaya yang menewaskan 130 orang, Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso mendesak Mochamad Iriawan mundur dari jabatan sebagai Ketua Umum (Ketum) PSSI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sugeng menilai Mochamad Iriawan atau akrab disapa Iwan Bule harus angkat kaki dari jabatannya sebagai bentuk pertanggungjawabannya. Sebab, insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu 1 Oktober 2022 malam WIB itu menjadi peristiwa terburuk di sepakbola nasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Permintaan Iriawan mundur sebagai Ketua Umum PSSI, juga datang dari Presiden klub Madura United, Achsanul Qosasi melalui laman Twitter, Ahad 2 September 2022. Ia meminta semua jajaran pengurus PSSI mundur dari jabatannya, akibat kerusuhan Stadion Kanjuruhan, Malang yang menelan ratusan korban jiwa.
Profil Ketua Umum Mochamad Iriawan
Disarikan dari berbagai sumber, Komjen Pol Mochamad Iriawan merupakan seorang Purnawirawan perwira tinggi Polri yang diakhir tugasnya menjabat sebagai Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional.
Pria yang akrab dipanggil Iwan bule ini lahir di Jakarta, 31 Maret 1962. Ia merupakan lulusan Akpol tahun 1984. Selama karirnya di kepolisian, Iwan bule lebih banyak bertugas dalam bidang reserse kriminal.
Ia pernah pula menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya berpangkat Komisaris Besar Polisi pada 2008. Kasus besar yang pernah ditanganinya dulu yaitu pembunuhan kontroversial Nasrudin Zulkarnaen oleh tersangka Ketua KPK Antashari Azhar.
Sejak itu, perjalanan karirnya terus meroket. Ia kemudian diamanahkan jabatan Kapolda Nusa Tenggara dan Jawa Barat. Saat Iriawan akan dipromosikan sebagai Kapolda Jawa Barat, ia sempat dijegal dengan tuduhan bahwa pernah berkasus. Namun, tuduhan tersebut dianggap tak memiliki alasan yang kuat dan jabatan Kapolda Jawa Barat pun tetap diserahkan kepada Iriawan.
Dari Kapolda Jawa Barat, ayah dari lima orang anak tersebut ditugaskan sebagai Kadivkum Polri dan berlanjut sebagai Kadivpropam Polri. Tak lama kemudian, ia diangkat menjadi Kapolda Metro Jaya pada 2016.
Dalam tugas tersebut, ia terlibat secara langsung dalam pengamanan aksi damai 4 November 2016 yang menuntut penahanan petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok atas perbuataan penistaan agama. Selain itu Mochamad Iriawan menjadi garda terdepan pengamanan Jakarta yang sedang menggelar hajatan Pilgub DKI 2017.
ANNISA FIRDAUSI I SDA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.