Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada 3 Mei 1985 olahraga tinju Indonesia berhasil mencatatkan sejarah, saat Ellyas Pical meraih sabuk juara dunia IBF Super Flyweight. Gelar ini diraih setelah Ellyas berhasil mengalahkan petinju Korea Selatan, Jun-do Chun, sekaligus gelar juara dunia pertama yang diterima petinju Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kejuaraan IBF Super Flyweight berlangsung di Gedung Istora Senayan, Jakarta. Saat itu, Ellyas Pical berhasil memukul tumbang Chun dengan pukulan hook kiri dan dinyatakan menang dengan Technical Knock Out (TKO). Dengan pukulan tersebut, Ellyas yang dijuluki The Exocat oleh media, ini merujuk pada rudal Prancis yang digunakan Inggris untuk menyerang Argentina pada perang Melvinas 1982.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat berhasil meraih gelar itu, Ellyas berusia 25 tahun. Di pertandingan kejuaran tersebut, Ellyas punya 15 ronde untuk menumbangkan rivalnya. Tapi, tak perlu waktu lama, di ronde keempat Chun sudah terjatuh.
Meski begitu, Chun bangkit lagi dan masih memberikan perlawan. Sebelum menyerah di pertengahan ronde kedelapan, Chun sempat melayangkan hook kanan pada Ellyas, namun berhasil dihindar. Ellyas kemudian membalas pukulan gagal Chun itu dengan melayangkan hook kanannya, tapi usahanya masih gagal setelah Chun juga berhasil menghindar. Tak lama kemudian, Ellyas melayangkan hook kiri ke rahang Chun, hingga membuatnya terjungkal.
Padahal saat itu Chun memiliki kans besar untuk menjadi juara karena berhasil memenangi lima pertandingan sebelumnya. Tapi Elly tak gentar dengan itu. Ia telah mempersiapkan pertandingan ini dengan berlatih selama 6 bulan bersama pelatih Simson Tambunan.
Diketahui Ellyas Pical lahir di Ullath, Saparua, Maluku Tengah, Maluku pada 24 Maret 1960. Petinju yang dijuluki Elly ini memilih jalan kehidupan berbeda dari keluarganya yang sebagian besar adalah seorang musisi.
Elly mulai menyukai olahraga tinju sejak kecil, bermula saat ia melihat tayangan pertandingan tinju Muhammad Ali di TVRI. Kemudian, ia mulai menggeluti dunia tinju pada usia 13 tahun. Bahkan ia telah memenangkan berbagai penghargaan mulai dari tingkat kabupaten hingga Piala Presiden ketika awal karinya sejak kecil itu.
Pada 19 Mei 1984 Elly memulai karir profesionalnya di Seoul, Korea Selatan saat setelah menumbangkan petinju Hi-yung Chung. Pertandingan itu dihelat oleh Oriental and Pacific Boxing Federation atau OPBF.
Setelah berhasil mengalahkan Chun pada 1985 lalu, Elly berhasil mengamankan gelar juaranya untuk 1 pertandingan. Setelah itu, gelar juaranya harus direbut oleh Cesar Polanco. Kemudian Elly berhasil mengalahkan petinju Korea Selatan, Tae Il Chang pada 1989. Ia sempat mempertahankan sabuk juaranya setelah melewati tiga pertandingan. Namun harus kalah saat melawan petinju Kolombia, Juan Polo Perez, pada 14 November 1989.
Dalam karirnya di dunia tinju, Ellyas Pical telah menjalani 26 kali pertandingan dengan 20 kemenangan, 1 kali imbang, dan 5 kekalahan. Kemudian pensiun dari dunia tinju saat berusia 32 tahun.
Pada 2016, tepat usianya 55 tahun, Ellyas sempat menjajaki kembali ring tinju, saat itu ia melawan Feras Taborat dalam sesi pertandingan “Legendary Match" yang merupakan bagian dari pertunjukan Road to The World Champions: Daud Yordan Vs Kato Yoshitaka.
Kemudian, kisah perjalanan Ellyas Pical di dunia tinju sempat di dokumentasikan melalui film layar lebar berjudul The Exocat pada 2019. Film ini disutradarai Robby Ertanto dan dibintangi oleh aktor Jefri Nichol.
KAKAK INDRA PURNAMA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.