DOMINASI Jepang di kolam renang, untuk ukuran Asia, masih belum
tergoyahkan. Dari 29 nomor yang diperlombakan dalam Invitasi
Renang Asia 1980 di Senayan, Jakarta, cuma 7 medali emas yang
lolos dari tangan mereka pekan lalu. Rahasianya? "Disiplin dan
kerja keras," kata manajer tim Jepang, M. Tokuda.
Walau Jepang menyabet banyak medali emas, rekor Asia tak ada
yang tumbang di tangan mereka. Mengapa? "Mereka memang tidak
dipersiapkan untuk itu," kata pelatih, Y. Kyo. "Target untuk
mereka adalah Iympiade 1984 di Los Angeles." Para perenang
Jepang yang terjun di Senayan itu berusia 16 sampai 18 tahun.
Satu-satunya perbaikan prestasi tingkat Asia dibuat oleh
perenang Singapura, Ang Peng Siong. Ia mempertajam rekor 100 m
gaya bebas Tsuyoshi Yanagidate dari Jepang dalam Asian Games
1978 di Bangkok. Waktu tempuh Ang adalah 53,78 detik (rekor lama
54,01 detik). "Persiapan saya untuk invitasi ini tak panjang.
Cuma satu minggu," kata Ang. Tapi "karena bersaing dengan
perenang-perenang tangguh, saya terpaksa mengeluarkan semua
tenaga, dan tak sia-sia."
Selama ini Ang, 17 tahun, hanya berlatih dua kali dalam sepekan.
Ang yang akan memasuki dinas pemerintah, mungkin jadi tentara
bulan depan, meraih satu-satunya medali emas untlh Singapura.
Tim Indonesia, yang menempati urutan ke-3 setelah Jepang dan
Korea Selatan, merenggut 3 medali emas atas nama Lukman Niode
(2) dan Nunung Selowati (1). Nunung mempertajam rekor nasional
100 m gaya kupukupu putri, yang tadinya dipegang Naniek Suwaji
(sejak pekan lalu menjadi Nyonya Iskandar). Waktu tempuh Nunung
adalah 1 menit 7,79 detik (rekor lama 1 menit 8,23 detik).
Lampu Hijau
Lukman, 16 tahun, kali ini tak memperbaiki prestasi. Ia Ihengaku
persiapan latihannya pendek, dn itu pun dilakukannya dengan
separuh hati. "Soalnya, saya lagi mencari-cari sekolah,"
katanya. Ia baru saja tamat SMP.
Yang tak beruntung meraih emas adalah tim Malaysia. Mereka
(memboyong 3 perak dan 1 perunggu) menjadi jurukunci.
Di luar kolam, kelima negara peserta Invitasi Renang Asia 1980
telah melahirkan organisasi baru: Amateur Swimming Federation of
Asia (ASFA). Woon Sui Kut, wakil Singapura, mengatakan ASFA
adalah untuk memajukan renang di Asia dengan rencana yang
efektif. Dan "tidak bermaksud menentang A mateur Asian Svimming
Federation (AASF) yang sudah ada," ujar Woon.
AASF dibentuk waktu Asian Games VIII di Bangkok, 1978. "Sampai
saat ini negara-negara Asia tidak memetik hasil nyata dari badan
tersebut," kata M.F. Siregar, sekjen KONI, yang juga duduk di
PRSI.
Badan manakah yang akan mendapat pengakuan Federasi Renang
Internasional (FINA) sebagai lembaga resmi di Asia "ASFA sudah
mendapat lampu hijau," kata Siregar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini