KATA "pelari" sedang berubah. Jika semula "pelari" menggambarkan
para atlit yang nampak di lapangan hijau pertandingan, sekarang
makna istilah itu meliputi juga mereka yang lari karena jadi
senang dengan sport ini -- sebagai semacam hobi.
Percaya atau tidak, hobi lari memang ada. Di Jakarta belakangan
bahkan kian nampak. Banyaknya peserta dua lomba lari yang
berlangsung secara massal tahun ini merupakan petunjuk.
"Proklamathon," yang berlangsung menjelang hari Proklamasi yang
lalu misalnya, berhasil mengumpulkan sekitar 2000 pelari -- dari
umur 6 sampai dengan di atas 60, dari pegawai tinggi sampai
dengan pesuruh. Suasana lebih bersifat suka ria ketimbang
suasana bertanding yang sengit. Keluarga, teman dan penonton
ikut meramaikan pertemuan yang berlangsung sekitar 4 jam dan 8,
17 serta 45 km itu.
Tercantol oleh sukses "Proklamathon", ir. Wardiman -- seorang
pejabat teras Pemda DKI Jakarta Raya yang menggemari olahraga
ini sampai tubuhnya jadi kurus saking banyaknya latihan
--merencanakan pertemuan lagi. 24 September nanti, ia
menyelenggarakan apa yang di Amerika Serikat akhirakhlr ini
tersohor sebagai Fun Run, alias "lari gembira".
Pertemuan lari kali ini sebenarnya semacam pemanasan. Acara ini
terdiri dari lari bersama sepanjang 5 atau 10 km (boleh pilih,
mana suka). Sebulan kemudian akan disusul dengan lari "Sumpah
Pemuda", di hari minggu 22 Oktober 1978, yang terdiri dari 5
atau 10 km atau -- angka keramat, bila kuat -- 28 km.
Lari gembira 24 September nanti akan berangkat pagi dari kaki
Monumen Nasional, jam 6.00. Panitia menyatakan bermaksud
mengundang siapa saja: tanpa pendaftaran, tanpa bayaran, tanpa
nomor, dan juga tanpa hadiah. Kalau berminat, satu-satunya
"hadiah" dari Panitia ialah catatan nilai aerobik yang dicapai
oleh tiap peserta.
Dan bagi calon peserta atau penonton, jangan kaget jika di
antara para pelari yang ikut nanti ada seorang penyair seperti
Taufiq Ismail atau seorang pejabat tinggi seperti Direktur PFN
drs. G. Dwipayana Kalau anda pembaca TEMPO, sejumlah nama dari
majalah ini juga akan nampak di Jalan Thamrin dan Sudirman
berkeringat, sedikit megap-megap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini