Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Tiga Kali, Untuk Ali

Pertandingan ulang tinju kelas berat antara Mohammad Ali, 36, melawan Leon Spinks, 25, di New Orleans, Amerika. Dimenangkan oleh Ali dan menjadikannya sebagai petinju pertama yang merebut juara 3 kali.(or)

23 September 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"SATU hal yang saya inginkan sebagai petinju adalah menjadi orang pertama yang meraih mahkota dunia 3 kali." Tekad itu disampaikan Muhammad Ali, 36 tahun, menjelang pertandingan ulang melawan Leon Spinks, 25 tahun, di New Orleans, Amerika Serikat hari Jumat 15 September malam. Ali kehilangan gelar di tangan Spinks ketika naik ring di Las Vegas, 15 Pebruari lalu. Sekalipun Ali diungguli oleh para petaroh dengan perbandingan 2-1, namun penampilannya di awal ronde tak kurang membuat penonton langsung maupun 1 milyard pirsawan televisi menahan nafas. Karena Spinks nyaris tak memberi peluang pada dirinya untuk melontarkan pukulan terarah. Pemunculan Ali itu sekaligus mengingatkan orang pada pertarungan pertama mereka di awal tahun 1978, di mana petinju Muslim Hitam tersebut menjadi bulanbulanan pukulan lawan. Tapi kegesitan Spinks itu mulai menurun begitu ronde kedua usai. Dan peluang tersebut dimanfaatkan Ali dengan cerdik. Ia segera menggiring Spinks dengan kombinasi jab dan hook. Sejak saat itu, Ali hampir tak pernah ketinggalan angka lagi. Ketika ronde ke-14 berakhir, ia bahkan sudah yakin kemenangan berada di tangannya. Ia mengangkat kedua tangannya menandakan keunggulan dirinya. Di sudut lain, Spinks tampak menggeleng-gelengkan kepala. Ia tampak agak kecewa dengan penampilannya dalam ronde-ronde sebelumnya. Ia mencoba menebus ketinggalannya dengan bertarung habis-habisan di babak terakhir, ronde ke-15. Tapi serangannya itu tak dapat merobek pertahanan Ali yang rapat. Spinks kalah, sudah. Wasit Lucien Joubert serta hakim tinju Ernest Cojoe dan Herman Dutreix menurunkan penilaian sepakat untuk kemenangan Ali. Dua penilai pertama memilih Ali dengan perbandingan 10 lawan 4 dengan 1 seri. Sementara Dutreix memberikan nilai 11-4. "Terima kasih Tuhan. Semuanya selesai, sudah," kata Ali memanjatkan syukur di kamar ganti. Tapi kemenangan Ali kali ini hanya diakui oleh World Boxing Association (WBA). Sebab organisasi tinju lainnya, World Boxing Council (WBC) telah menarik pengakuannya ketika Spinks menolak mempertahankan gelar dengan bertarung melawan Ken Norton, Maret lalu. Menurut WBC, juara dunia tinju kelas berat adalah Larry Holmes yang merenggut mahkota tersebut dari Norton dalam pertandingan tanggal 9 Juni 1978. Tapi di mata wartawan olahraga, urutan petinju yang dikeluarkan WBA lebih sering dijadikan pegangan ketimbang WBC. Tampilnya Ali di panggung tinju prof sebagai orang pertama yang meraih gelar juara dunia 3 kali telah membuktikan dirinya bahwa ia bukan cuma petinju bermulut besar -- julukan yang diberikan untuk Ali yang suka sesumbar sebelum pertandingan. Karirnya di ring betul-betul ditopangnya dengan prestasi. Ia muncul sebagai juara dunia setelah memukul KO Sonny Liston di Miami Beach, 25 Pebruari 1964. Sebelum terjun ke dunia bayaran, ia adalah pemegang medali emas Olympiade Roma, 1960 untuk kelas berat ringan. Tahun 1967, gelarnya dicoret lantaran menolak memasuki dinas militer. Karirnya baru melonjak lagi sewaktu ia berhasil memukul KO, George Foreman di Kinshasa, Zaire tanggal 30 Oktober 1974. Foreman yang mengambil alih gelar dari Frazier tersungkur di ronde ke-8. Ali sekaligus menyamai rekor Floyd Patterson sebagai juara dunia tinju kelas berat dalam 2 periode berlainan. Ketika Ali kehilangan gelar lagi di tangan Spinks, orang beranggapan itu cuma taktik saja untuk menjadikan dirinya sebagai petinju pertama yang menjadi juara 3 kali. Meski anggapan tersebut mungkin ada benarnya, terutama setelah Ali mengalahkan Spinks kembali, pada waktu itu rasanya tidak demikian. Sebab dalam pertandingan tanggal 15 Pebruari itu, secara teknis Spinks jelas lebih unggul dari Ali. Tapi keunggulan itu cuma berumur 7 bulan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus