Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Lompatan Raja Tanah Liat

Baru berusia 18 tahun, Rafael Nadal kini berada di peringkat kedua tenis dunia. Bergelimang uang, tapi tetap sederhana.

25 April 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Guillermo Coria, 22 tahun, tersenyum kecut. "Saya betul-betul tak tahu ke mana harus menempatkan bola. Dia mampu menutup semua lapangan," katanya. Petenis Argentina ini gagal mempertahankan gelar juara turnamen tanah liat Monte Carlo Masters di Monako, Ahad pekan lalu.

Penakluknya? Seorang petenis muda yang tengah naik daun. Dia adalah Rafael Nadal, petenis Spanyol yang baru berusia 18 tahun. Bukan hanya kehilangan trofi juara, Coria pun harus merelakan gelar Raja Tanah Liat yang selama ini disandangnya. "Nadal adalah pemain terbaik di tanah liat saat ini," ujarnya.

Kini Nadal juga menjadi juara turnamen master termuda. Dia memecahkan rekor Michael Chang yang pernah meraihnya di Toronto pada 1990 ketika berusia 19 tahun. Jangan heran jika Nadal amat berbahagia. "Ini adalah kemenangan terbesar saya selain di ajang Davis Cup tahun lalu," katanya.

Posisinya sekarang melompat dua tingkat, ke posisi dua, di bawah petenis Swiss Roger Federer. Ini sebuah prestasi yang luar biasa karena akhir tahun lalu Nadal masih berada di posisi ke-46. Dia pun kini berpeluang menjadi petenis termuda yang meraih peringkat pertama dunia setelah Lleyton Hewitt meraihnya dalam usia 20 pada 2001.

Pemuda sederhana ini mulai dibicarakan orang ketika berhasil melaju ke babak ketiga turnamen Wimbledon saat berusia 17 tahun pada 2003. Dia semakin meroket ketika pada Desember lalu ikut menentukan keberhasilan tim Spanyol meraih Piala Davis dengan mengalahkan Amerika. Setelah itu, Nadal terus melejit dengan menyabet gelar di lapangan tanah liat di Brasil dan Acopulaco, Februari lalu. Sejak itulah dia menyandang sederet sebutan: calon bintang terbesar, petenis remaja terbaik yang pernah muncul, dan Superboy.

Andre Agassi, mantan petenis nomor satu dunia, pun terkagum-kagum. Dia menilai Nadal memiliki kelebihan fisik sebagai petenis: badan besar dan kuat serta pukulan yang cepat. Nadal memiliki tinggi 186 cm dan berat 81 kg. Begitu pula petenis nomor satu dunia Roger Federer, yang menyebut Nadal sebagai pemain kidal yang brilian. "Karena dia kidal, maka forehand-nya jadi luar biasa. Bahkan saat berlari dia bisa melakukan pukulan spin," katanya. Roger sendiri hanya mampu menang tipis atas Nadal di final turnamen Key Biscayne, Florida, 17 April lalu.

Kehebatan Nadal tertempa sejak kecil. Lahir di Mallorca pada 3 Juni 1986, dia tumbuh dalam keluarga atlet. Pamannya, Miguel Angel Nadal, adalah pemain sepak bola kondang di Spanyol. Pamannya yang lain, Toni Nadal, seorang petenis dan kini menjadi pelatihnya. Ketika dikenalkan kepada tenis di usia 4 tahun, Nadal masih ogah-ogahan berlatih. Dia justru lebih tertarik bermain bola. Posisi striker selalu jadi pilihannya. Saat berusia 12 tahun, barulah dia mulai berkonsentrasi penuh di cabang tenis dengan terjun di berbagai kejuaraan lokal.

Melihat bakatnya yang cemerlang, asosiasi tenis Spanyol pernah menyarankan agar Nadal berlatih di Barcelona. Jalan seperti ini pernah ditempuh petenis Mallorca lainnya, Carlos Moyà, dan terbukti membawanya menuju sukses. Tapi ayah Nadal, Sebastian, seorang pengusaha jendela, menolak. "Dengan meninggalkan rumah di usia muda, secara karier tenis mungkin akan berhasil, tapi kepribadian pasti akan terpengaruh," kata sang ayah.

Keputusan Sebastian tak salah. Nadal kini tumbuh menjadi seorang pemuda menyenangkan dan bersahaja meski sudah jadi bintang. Bila tak bertanding, ia memilih tetap tinggal di rumah orang tuanya, menempati kamar lamanya yang sempit. Dia biasa mengisi waktu senggang dengan hobi lamanya: main PlayStation, memancing, atau golf.

Sebenarnya Nadal telah jadi seorang miliarder. Hingga kini sekitar Rp 19 miliar telah dikumpulkannya dari berbagai kejuaraan, belum termasuk uang sponsor. Tapi pemuda ini menyerahkan semua uangnya dalam pengelolaan orang tuanya. Dia sendiri selalu minta izin mereka bila ingin membeli sesuatu.

Si Raja Tanah Liat juga dikenal rendah hati. Ketika gaya permainannya dipuji-puji, dia justru menyatakan masih banyak yang harus diperbaiki, termasuk servis dan voley-nya. Dia pun membantah bahwa dirinya layak diunggulkan untuk menjuarai Prancis Terbuka pada 23 Mei. "Saya bukan favorit, tapi bila tetap bermain bagus seperti sekarang, saya mungkin bisa mencapai hasil yang baik," ujarnya.

Bukan berarti dia tak menyimpan ambisi. Nadal ingin sekali menjuarai turnamen grand slam Wimbledon, Juni mendatang. Katanya, "Bermain di lapangan rumput Wimbledon akan jadi tantangan yang sangat menarik."

Nurdin Saleh

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus