Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Makan Siang Berujung Panjang

Michel Platini kembali terseret dalam pusaran investigasi pemilihan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Ia membantah jika disebut dipengaruhi pertemuan Presiden Prancis dengan pejabat Qatar.

22 Juni 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Michel Platini setelah ditahan terkait dengan kasus suap penentuan tuan rumah Piala Dunia 2022, di kantor kepolisian Nanterre, Prancis, 19 Juni 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sudah lewat pukul satu dinihari ketika Michel Platini keluar dari kantor polisi di Nanterre, Prancis, pada Rabu, 19 Juni lalu. Sekitar 15 jam polisi menahan dan menginterogasi bekas Presiden Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) itu. Dengan raut wajah lelah dan rambut berantakan, Platini masih bisa melemparkan senyum kepada para jurnalis yang menunggunya.

Platini menjadi target investigasi kepolisian Prancis yang tengah mengusut dugaan korupsi dalam pemberian hak penyelenggaraan Piala Dunia 2022 kepada Qatar yang terjadi sembilan tahun lalu. Polisi mengajukan pertanyaan seputar Piala Eropa 2016, Piala Dunia Rusia 2018 dan Qatar 2022, serta klub Paris Saint-Germain dan Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) kepadanya. “Saya seharusnya hanya memberi keterangan sebagai saksi, tapi ternyata sempat ditahan,” katanya seperti dilaporkan Euronews.

Platini menyatakan sakit hati karena penyelidikan polisi terhadap kasus lama itu kembali menyeretnya. Apalagi dia merasa dulu sudah begitu transparan menjelaskan banyak hal soal sepak bola dan hasil voting tuan rumah Piala Dunia. “Ini menyakitkan, tapi bagaimanapun mereka hanya menjalankan tugas dan saya mencoba menjawab semua pertanyaannya,” ujarnya.

Qatar terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 dalam pemilihan yang digelar di markas FIFA di Zurich, Swiss, pada 2 Desember 2010. Dalam pemilihan itu, Qatar mengalahkan Amerika Serikat, Australia, Korea Selatan, dan Jepang. Pada saat yang sama, Rusia terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018. Sesi voting tersebut dilakukan oleh 22 petinggi FIFA, termasuk Platini, yang kala itu menjabat Wakil Presiden FIFA.

Makan Siang Berujung Panjang

Qatar menjadi negara pertama di Jazirah Arab sekaligus negara terkecil yang menyelenggarakan Piala Dunia. Namun kemenangan Qatar itu memicu kontroversi. Saat itu, Qatar menempati peringkat ke-113 di daftar FIFA dan belum pernah lolos kualifikasi Piala Dunia.

Untuk pertama kalinya pula Piala Dunia akan digelar di akhir tahun pada November-Desember. Biasanya Piala Dunia digelar antara Juni dan Juli ketika kompetisi antarklub profesional, terutama di Eropa, rampung. Pengawas FIFA menyebutkan temperatur Qatar yang panas pada pertengahan tahun tak memungkinkan untuk menggelar turnamen.

Kabar dugaan korupsi, penyuapan, dan pencucian uang di tubuh FIFA menguat. Apalagi FIFA juga menghadapi masalah skandal bisnis sepak bola di Benua Amerika. Investigasi yang digelar di Amerika, Swiss, dan Prancis berujung pada penangkapan sejumlah pengurus FIFA.

Pada 2015, Komite Etik FIFA menghukum Michel Platini tak boleh terlibat dalam aktivitas sepak bola selama empat tahun gara-gara menerima uang sekitar US$ 2 juta dari Presiden FIFA Sepp Blatter. Platini menyatakan uang itu adalah upah kerjanya di FIFA pada 1998-2002. Namun tak ada kontrak tertulis dan rekaman pembayaran dalam rekening FIFA. Skandal korupsi dan penyalahgunaan wewenang itu akhirnya memaksa Blatter mundur sebagai Presiden FIFA pada Desember 2015.

Dalam tiga tahun terakhir kepolisian Prancis terus menyelidiki kasus seputar pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2022. Mereka tengah mencari tahu apakah Presiden Prancis kala itu, Nicolas Sarkozy, mempengaruhi Platini dalam memberikan suaranya untuk Qatar.

Salah satu fokus investigasi itu adalah acara makan siang antara Platini, Sarkozy, dan beberapa pejabat Qatar di Istana Elysee- pada 23 November 2010 atau sembilan hari menjelang sesi voting tuan rumah Piala Dunia di kantor FIFA. Emir Qatar, Syekh Tamim bin Hamad al-Thani, yang kala itu menjabat perdana menteri, juga hadir dalam acara tersebut.

Platini sejak saat itu terang-terangan menyatakan lebih mendukung Qatar ketimbang pesaingnya, Amerika Serikat, dalam pemungutan suara. Padahal Blatter, seperti dilaporkan Financial Times, menyebutkan skenario pemenangnya adalah Rusia dan Amerika. Blatter mengatakan Platini mengubah pilihannya karena Sarkozy.

Platini menyangkal tudingan yang menyebutkan dukungan itu karena permintaan Sarkozy. Keputusan memberikan suara untuk Qatar adalah pilihannya sendiri. “Sarkozy tak pernah memintaku memilih Qatar,” katanya seperti dilaporkan Telegraph.

Platini, seperti dilaporkan The New York Times pada 14 Juni lalu, mengatakan dia datang ke Istana Elysee karena ingin menyampaikan keputusannya mendukung Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia kepada Sarkozy. Platini bahkan sudah melaporkan pertemuan itu kepada Blatter. “Saya memberi tahu dia bahwa saya dalam masalah besar gara-gara makan siang dan saya tak tahu ada orang-orang Qatar di sana bersama Sarkozy.”

Bukan cuma Platini yang harus berurusan dengan polisi. Dua pembantu Sarkozy kala itu, Claude Gueant dan Sophie Dion, juga diinterogasi polisi pada Selasa, 18 Juni lalu. Sama seperti Platini, Dion dan Gueant menyatakan tak melakukan pelanggaran apa pun.

Penahanan dan interogasi ini menambah catatan buruk dalam karier Platini sebagai pengurus organisasi sepak bola. Padahal, pada 1970-an dan 1980-an, dia dikenal sebagai pemain luar biasa. Platini menjadi pemain pertama yang mendapatkan trofi Ballon d’Or sebagai pemain terbaik Eropa tiga kali berturut-turut.

Kariernya bersama tim nasional Prancis juga moncer. Platini membantu Les Bleus meraih trofi Piala Eropa dan menduduki posisi ketiga di Piala Dunia 1986 di Meksiko. Dia juga tercatat sebagai pencetak gol terbanyak kedua di tim nasional Prancis dengan 41 gol. Thierry Henry masih menjadi pencetak gol terbanyak dengan 51 gol.

Mantan kapten tim nasional Inggris, Gary Lineker, menyatakan penahanan Platini terkait dengan investigasi dugaan korupsi ini menohok dunia sepak bola. Lineker salah satu rival Platini di sepak bola Eropa. “Dari semua yang ditahan atau terseret kasusnya, Platini paling menyedihkan karena dia pemain sepak bola, salah satu dari kita,” kata Lineker seperti dilaporkan The Independent pada Rabu, 19 Juni lalu.

 

MICHEL PLATINI

Tempat dan tanggal lahir:

Joeuf, Prancis, 21 Juni 1955

Tinggi: 1,79 meter

Karier: Pemain sepak bola, manajer tim, pengurus organisasi sepak bola Prancis, Eropa, dan dunia

Prestasi: Nancy, Prancis

» Juara Divisi 2 Prancis (1974/1975)

» Coupe de France (1977/1978)

Saint-Etienne, Prancis

» Juara Divisi 1 (1980/1981)

Juventus, Italia

» Juara Seri A (1983/1984, 1985/1986)

» Juara Coppa Italia (1982/1983)

» Piala Winners Eropa (1983/1984)

» Piala Super Eropa (1984)

» Piala Eropa (1984/1985)

» Piala Intercontinental (1985)

Tim nasional Prancis

» Piala UEFA (1984)

Penghargaan:

» Pemain terbaik Prancis (1976, 1977)

» Pemain terbaik Eropa Ballon d’Or (1983, 1984, 1985)

» Pemain terbaik dunia versi World Soccer (1984, 1985)

» Pemain terbaik dan pencetak gol terbanyak Piala UEFA dengan 9 gol (1984)

» Pemain terbaik Piala Intercontinental (1985)

» Pemain legendaris Golden Foot (2004)

GABRIEL WAHYU TITIYOGA (ESPN, AP, THE GUARDIAN, THE TELEGRAPH, REUTERS)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Gabriel Wahyu Titiyoga

Gabriel Wahyu Titiyoga

Alumni Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta ini bergabung dengan Tempo sejak 2007. Menyelesaikan program magister di Universitas Federal Ural, Rusia, pada 2013. Penerima Anugerah Jurnalistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2014. Mengikuti Moscow Young Leaders' Forum 2015 dan DAAD Germany: Sea and Ocean Press Tour Program 2017.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus