BAGAIMANA tokoh-tokoh bulutangkis kita melihat Icuk Sugiarto?
Menurut Ketua Komisi Teknik PBSI, Willy Budiman, "Icuk seorang
pemain yang komplit. Stroke, reaksi dan fisiknya bagus. Cuma
hatinya kecil itu saja". Tapi menurut Willy kelemahan terakhir
itu bisa didandani, misalnya dengan sering mengirimkan dia
bermain di luar negeri. "Icuk bisa jadi setingkat dengan Rudy
dan King--meski ada yang agak terlambat, yaitu soal umur,"
tambah Willy. Icuk, pemuda kelahiran Sala itu, kini berusia 20
tahun.
Tapi Ferry Sonneville melihat usia tak jadi hambatan bagi Icuk.
Rudy memang luar biasa menonjol mulai usia 18 tahun. Tan Joe Hok
muncul dalam umur 19-20 tahun -- yang kemudian menurun karena
tubuh pemain ini cenderung gemuk. King menanjak pada usia 20
tahun. Sedangkan Ferry sendiri pada usia 225 tahun. Jadi, Ferry
menyimpulkan, Icuk bisa mencapai taraf seperti Rudy dan King. Ia
sendiri menyebutkan pemain-pemain andalan dewasa ini adalah Han
Jian, King, Prakash, Hansen, Misbun dan Icuk.
Bagi Eddy Yusuf, "agak sulit menjadikan Icuk sebagai Rudy
Hartono kedua". Menurut dia, "diperlukan waktulama untuk
menemukan pemain sekaliber Rudy Hartono". Komenur singkat
tentang Icuk juga datang dari Tan Joe Hok. "Terlalu pagi untuk
menilai Icuk," itu saja katanya.
Bagaimanapun juga, Icuk yang sejak berusia 12 tahun sudah
mengayunkan raket, bercita-cita akan mengembalikan prestasi
bulutangkis Indonesia ke masa jayanya dulu. Pengagum Rudy
Hartono ini memang mengakui beberapa kekurangan pemain
Indonesia. Tapi itu antara lain karena "banyak tokoh bulutangkis
kita yang belum mau mencurahkan ilmunya kepada pemain-pemain
muda," katanya.
Pelajar SMA Ragunan di kelas terakhir itu, melihat bukan saja
para pemain RRC yang menjadi ancaman. "Saya lihat pemain Eropa
juga sudah mulai unjuk gigi," ucap Icuk kepada Nian Poloan dari
TEMPO di Medan Sabtu lalu. Bahkan menurut dia, hanya Han Jian
yang pantas disegani, sebab "yang lain masih di bawah kita".
Soal teknis, tambahnya, pemain Indonesia sejajar dengan pemain
RRC. Malahan pemain Indonesia lebih unggul dalam hal pukulan,
lebih komplit. "Mungkin kelemahan kita pada stamina," katanya
lagi. Kelemahan inilah yang dilihatnya sebagai penyebab
kekalahan pemain Indonesia atas RRC belakangan ini.
Icuk yang pekan lalu berada di Medan untuk menjenguk pacarnya di
sana menyayangkan pengurus PBSI selama ini lebih banyak hanya
memperhatikan pemain-pemain yang sudah jadi. "Pengkaderan lemah
sekali," kata pemain itu "dan pengurus PBSI banyak yang hanya
aktif bila hendak menghadapi kejuaraan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini