Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Menghitung-Hitung Icuk

Penilaian para tokoh bulu tangkis tentang icuk sugiarto. namun kelemahan icuk dapat didandani dengan mengirimnya ke luar negeri. (or)

18 Desember 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAGAIMANA tokoh-tokoh bulutangkis kita melihat Icuk Sugiarto? Menurut Ketua Komisi Teknik PBSI, Willy Budiman, "Icuk seorang pemain yang komplit. Stroke, reaksi dan fisiknya bagus. Cuma hatinya kecil itu saja". Tapi menurut Willy kelemahan terakhir itu bisa didandani, misalnya dengan sering mengirimkan dia bermain di luar negeri. "Icuk bisa jadi setingkat dengan Rudy dan King--meski ada yang agak terlambat, yaitu soal umur," tambah Willy. Icuk, pemuda kelahiran Sala itu, kini berusia 20 tahun. Tapi Ferry Sonneville melihat usia tak jadi hambatan bagi Icuk. Rudy memang luar biasa menonjol mulai usia 18 tahun. Tan Joe Hok muncul dalam umur 19-20 tahun -- yang kemudian menurun karena tubuh pemain ini cenderung gemuk. King menanjak pada usia 20 tahun. Sedangkan Ferry sendiri pada usia 225 tahun. Jadi, Ferry menyimpulkan, Icuk bisa mencapai taraf seperti Rudy dan King. Ia sendiri menyebutkan pemain-pemain andalan dewasa ini adalah Han Jian, King, Prakash, Hansen, Misbun dan Icuk. Bagi Eddy Yusuf, "agak sulit menjadikan Icuk sebagai Rudy Hartono kedua". Menurut dia, "diperlukan waktulama untuk menemukan pemain sekaliber Rudy Hartono". Komenur singkat tentang Icuk juga datang dari Tan Joe Hok. "Terlalu pagi untuk menilai Icuk," itu saja katanya. Bagaimanapun juga, Icuk yang sejak berusia 12 tahun sudah mengayunkan raket, bercita-cita akan mengembalikan prestasi bulutangkis Indonesia ke masa jayanya dulu. Pengagum Rudy Hartono ini memang mengakui beberapa kekurangan pemain Indonesia. Tapi itu antara lain karena "banyak tokoh bulutangkis kita yang belum mau mencurahkan ilmunya kepada pemain-pemain muda," katanya. Pelajar SMA Ragunan di kelas terakhir itu, melihat bukan saja para pemain RRC yang menjadi ancaman. "Saya lihat pemain Eropa juga sudah mulai unjuk gigi," ucap Icuk kepada Nian Poloan dari TEMPO di Medan Sabtu lalu. Bahkan menurut dia, hanya Han Jian yang pantas disegani, sebab "yang lain masih di bawah kita". Soal teknis, tambahnya, pemain Indonesia sejajar dengan pemain RRC. Malahan pemain Indonesia lebih unggul dalam hal pukulan, lebih komplit. "Mungkin kelemahan kita pada stamina," katanya lagi. Kelemahan inilah yang dilihatnya sebagai penyebab kekalahan pemain Indonesia atas RRC belakangan ini. Icuk yang pekan lalu berada di Medan untuk menjenguk pacarnya di sana menyayangkan pengurus PBSI selama ini lebih banyak hanya memperhatikan pemain-pemain yang sudah jadi. "Pengkaderan lemah sekali," kata pemain itu "dan pengurus PBSI banyak yang hanya aktif bila hendak menghadapi kejuaraan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus