Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Muhammad Ali telah membuat sejarah sebagai petinju profesional pertama yang menderita diabetes di Inggris. Dia ingin melangkah lebih jauh dan menjadi juara dunia sebagai petinju dalam sejarah olahraga ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terlepas dari namanya yang yang menyamai nama legenda tinju Muhammad Ali, bintang kelahiran Rochdale itu berasal dari keluarga tanpa latar belakang tinju. Ia didiagnosis menderita diabetes tipe 1 pada usia lima tahun sehingga perjalanan untuk mengikuti jejak ikon kelas berat yang hebat itu tampak tidak mungkin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, Ali menemukan kecintaannya pada tinju. Ia terinspirasi ketika menyaksikan kemenangan terkenal Ricky Hatton atas Kostya Tszyu di dekat Manchester Arena. Setelah itu, sang ibu membawanya ke sasana tinju. Ia digendong ayahnya dan datang ke tempat pelatihan seperti seekor bebek yang sedang belajar berenang.
Awalnya, Ali mengalami penolakan. Lisensi amatirnya ditolak karena diabetesnya. Namun, dia memenangkan pertarungannya untuk mendapatkan lisensi profesional pada tahun 2018. Ia pun ingin melanjutkan sejarah hidup dalam proses perjalanan ke puncak kariernya sebagai petinju.
“Diabetes telah menjadi pertempuran besar bagi saya, baik di dalam ring dan di luar ring tinju. Tapi saya selalu melihat cahaya di ujung terowongan. Saya pernah menciptakan sejarah dengan menjadi petinju profesional diabetes pertama di Inggris Raya," kata Ali dikutip dari Mirror, Jumat, 29 Januari 2021.
Ia meneruskan bahwa, “Semua baik-baik saja, saya ingin membuat sejarah lagi untuk kedua kalinya dengan menjadi petinju profesional pertama penderita diabetes yang menjadi juara dunia.”
Mengingat tantangan yang dia hadapi saat menapaki jalan baru dalam olahraga ini, Ali sangat vokal tentang pengalamannya dan berharap dapat menginspirasi anak-anak muda di posisi yang sama: mengidap diabetes dengan kecintaan besar pada tinju. “Itulah yang ingin saya lakukan,” katanya.
"Saya berharap saya bisa berbicara dengan seseorang yang telah melakukan sesuatu seperti diri saya sendiri sebagai penderita diabetes. Saya hanya ingin pengalaman saya membantu orang lain yang mungkin memiliki posisi yang sama," kata Muhammad Ali.
Seperti banyak petinju lainnya, Muhammad Ali mengalami masa frustrasi pada tahun 2020. Akibat pandemi Covid-19, setidaknya tiga jadwal tinju batal terlaksana. Namun, ia mengatakan telah mengambil kesempatan untuk memulihkan kebugaran secara fisik dan mental dan ingin kembali lebih kuat karena dia telah memulai rekor kemenangan 6-0 untuk awal kariernya.