Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Niluka Karunaratne memainkan kejuaraan dunia bulu tangkis pertamanya pada saat berusia 15 tahun. Laki-laki berusia 36 tahun ini mengingat betul keikutsertaannya di ajang BWF World Champioships 2001.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat itu, Piala Sudirman dan Kejuaraan Dunia menjadi satu kesatuan. "Itu adalah waktu yang menyenangkan. Saya ingat Hendrawan memenangkan Kejuaraan Dunia. Saya penggemar berat Taufik Hidayat, dia pemain favorit saya," kata Niluka dikutip dari BWF Badminton.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya ingat Hendrawan melawan Taufik di semifinal dan Taufik memimpin dengan beberapa poin dan kemudian dia cedera. Dia tidak bisa bergerak untuk poin berikutnya dan harus mundur dari pertandingan. Hendrawan melaju ke final dan mengalahkan Peter Gade," kata tunggal putra asal Sri Lanka tersebut.
“Saya tidak memikirkan standar permainan, Anda bisa mengatakan ada pemain yang lebih baik dari Taufik atau Lee Chong Wei atau Lin Dan atau Peter Gade. Saya tidak berpikir siapa pun bisa bermain dengan intensitas kualitas permainan mereka."
Seperti final Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2011 atau final Asian Games 2006, Niluka mencontohkan, empat pemain memiliki intensitas dan kualitas yang luar biasa. "Tapi sisi hiburan, uang dan sponsor dan jumlah yang terlibat dalam permainan sekarang lebih banyak. Olahraga ini telah berkembang. Di tunggal putri, olahraga ini juga telah berkembang, levelnya sangat tinggi.”
Niluka bukan nama asing untuk publik Sri Lanka. Ia telah menjadi ikon dunia bulu tangkis negara di kawasan Asia Selatan itu. Adik laki-lakinya Dinuka dan Diluka juga menonjol dalam dunia olahraga. Adik bungsunya, Chamika, adalah juara bulu tangkis junior sebelum beralih ke olahraga kriket.
Niluka Karunaratne at Rio 2016. Doc. BWF.
Ia bermain bulu tangkis sejak usia 8 tahun pada 1994 dan meraih gelar pertamanya pada 2011 di Kejuaraan Internasional di Puerto Rico. Ia kini berada di peringkat 124 dunia di nomor tunggal putra dan ranking 496 di nomor ganda putra. Berkarier selama 20 tahun, ia menjalani laga terakhirnya di BWF World Championships 2021.
Bertanding di babak kedua, langkah Niluka terhenti. Ia kalah dalam dua gim langsung saat melawan unggulan ketiga asal Denmark, Anders Antonsen, dengan skor 11-21 dan 15-21. “Ini karier yang panjang, senang bisa kembali ke Spanyol untuk Kejuaraan Dunia. Pertama saya di Spanyol, di Seville. Ini mungkin Kejuaraan Dunia terakhir saya. Saya senang bisa sampai sejauh ini."
“Karier saya lebih dari 20 tahun. Saya ingin bermain Commonwealth Games untuk negara saya sehingga saya dapat menyelesaikan karier di ajang yang luar biasa. Saya telah memainkan tiga Olimpiade, mengalahkan empat dari 20 pemain teratas, dan saya telah memenangkan ajang international series dan international challenger. Jadi saya ingin mengakhiri karier saya di ajang besar dan mengucapkan perpisahan," ujar Niluka.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.