Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Pramono Edhie Wibowo dan Tim Kopassus-Indonesia Everest 1997

Pramono Edhie Wibowo berperan penting dalam tim gabungan pendaki Kopassus dan Indonesia yang menaklukkan Everest 1997.

14 Juni 2020 | 14.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Kepala Staf TNI-Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Purnawirawan Pramono Edhie Wibowo, meninggal pada Sabtu malam, 13 Juni 2020, pada usia 65 tahun. Di kalangan kegiatan olahraga mendaki gunung, Pramono merupakan tokoh penting dari Ekpedisi Kopassus-Indonesia Everest 1997.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Atas perintah dari Prabowo Subianto, yang saat itu menjadi Komandan Jenderal Kopassus TNI-AD dan pemrakarsa ekpedisi, Pramono menjadi komandan operasi pendakian puncak gunung tertinggi di dunia, Mount Everest, di Pegunungan Himalaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekpedisi ini melibatkan para pendaki gunung terbaik di Indonesia dari kalangan Kopassus dan sejumlah kelompok pecinta alam di Indonesia, seperti Wanadri, Rakata, FPOK IKIP Jakarta, FPTI, dan Mapala-UI.

Mount Everest. dailymail.co.uk

Pramono berada di base camp Himalaya berhari-hari untuk mengkoordinir pendakian yang dilakukan dari jalur selatan dan utara serta melibatkan pendaki gunung legendaris dunia, mendiang Anatoli Boukreev asal Kazakhstan berserta timnya yang melatih tim pendaki ini sejak berkumpul di Cijantung, Jakarta.

Pada 26 April 1997, regu dari jalur Selatan berhasil mengukir sejarah untuk membawa tim menjadi tim pertama dari Indonesia dan Asia Tenggara yang menaklukkan Everest, puncak tertinggi di dunia, 8.848 meter, di kawasan Taman Nasional Sagarmatha, Himalaya.  Yang sukses melalukan summit attack adalah Pratu Asmujiono, Sertu Misirin, dan Letnan Satu Iwan Setiawan.

Saat menerima penugasan sebagai komandan operasi tim Kopassus-Indonesia Everest dari Prabowo, Pramono masih berpangkat letnan kolonel dan bertugas di Kopassus.

Dalam sebuah pertemuan dengan penulis saat itu di Mako Kopassus Cijantung periode 1996, Pramono bercerita bahwa hobinya di luar urusan dinas ketentaraan sebenarnya tak berhubungan dengan kegiatan olahraga mendaki gunung. Tapi, ia menegaskan akan menjalankan penugasan dari Prabowo, sebagai danjen Kopassus, dengan sepenuh hati.

Octavianus Matakupan, dosen di FPOK IKIP Jakarta- saat ini bernama UNJ-, dan pelatih fisik berbagai tim pendaki gunung Indonesia, punya kesan khusus tentang dedikasi Pramono Edhie Wibowo, di tim ekspedisi Kopassus-Indonesia Everest 1997 ini.

“Saya menghabiskan waktu cukup lama bersama Almarhum di Rongbuk Glacier. Base Camp sisi utara Everest. Sebelum Almarhum kemudian kembali ke Kathmandu,” kata Octavianus Matakupan dalam perbincangan Minggu, 14 Juni 2020, melalui WhatsApp.

“Bagian paling mengesankan adalah saat Almarhum memberikan perintah via radio komunikasi langsung dari Kathmandu. Saat itu para pendaki tim utara sedang dalam perjuangan menghadapi badai,” Octavianus Matakupan, yang juga manajer tim Hoki DKI pada PON 2016, melanjutkan.

“Almarhum yang saat itu memonitor percakapan radio antara saya dan para pendaki,  kemudian memotong komunikasi tersebut dengan perintah tegas, yaitu untuk menghentikan pendakian dan menarik mundur pendaki,” jelas mantan pelatih fisik timnas PSSI dan Persija yang akrab dipanggil Octav ini.

“Masih segar dalam ingatan perintah tersebut: ‘Octavianus Matakupan, jangan korbankan pendaki. Tim Selatan sudah berhasil, tarik mundur (tim yang berada di sisi utara).’ Perintah tersebut kemudian langsung diteruskan kepada para pendaki. Selamat jalan Jenderal,” kata Octav menutup pembicaraan.

Rudi ‘Becak’ Nurcahyo, pendaki gunung dan penggiat olahraga petualangan di alam bebas yang berasal dari Mapala-UI, juga menyampaikan ucapan selamat jalan kepada Pramono Edhie Wibowo.

Rudi Becak adalah anggota tim Jalur Utara dengan Letda Sudarto, Serda Sunardi, Praka Daryowantoro, Praka Tarmudi, dan Gunawan Achmad atau bisa dipanggil Ogun dari Wanadri. Adapun tim dari Selatan, pendaki sipilnya antara lain Ripto Mulyono.

“Yang di Utara, ‘orang tertingginya’ adalah almarhum Ogun, Sunardi, dan Tarmudi. Dua terakhir adalah Kopassus,” kata Rudi melalui WhatsApp.

Tim Ekpedisi Kopassus-Indonesia Everest 1997 ini kemudian, Rudi Becak melanjutkan, mendapat penghargaan Satya Lencana Wira Karya, dari Presiden kepada seluruh anggota tim.

Mengingat Pramono Edhie Wibowo, adalah mengenang ekpedisi pendaki gunung terlengkap dan terbesar yang penah dilakukan dalam sejarah olahraga ini di Indonesia dengan target Everest, atap dunia.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus