Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Prestasi naik kegarangan surut

Prestasi persepakbolaan inggris menggembirakan. kegarangan pendukungnya makin surut. machester united merebut piala winners setelah mengalahkan barcelona 2-1 di stadion feynoord, belanda.

25 Mei 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada kemajuan menggembirakan di persepakbolaan Inggris. Klub-klubnya mulai membuktikan bukan hanya juara dalam kandang. Pendukung fanatiknya mulai jadi "anak manis". SERIBU polisi bersiaga penuh di Stadion Feyenoord, Rotterdam, Belanda, Kamis dini hari pekan lalu. Enam ratus "satpam" dari berbagai perusahaan juga dikerahkan. Seratus lima puluh tenaga medis bersiap di pintu-pintu masuk. Sejak pagi, hotel dan restoran sudah memutuskan tidak menjual minuman beralkohol. Pemerintah Belanda tak mau ambil risiko menghadapi pertarungan final Piala Winners antara Barcelona Spanyol dan Manchester United Inggris. Apalagi, seminggu sebelumnya, Wali Kota Rotterdam Bram Peper diminta oleh para pengusaha dan pemilik toko agar melarang pertandingan besar tadi. Nederlandse Spoorwegen, perusahaan kereta api Belanda, sudah mengancam tak akan mengangkut pendukung Manchester dan Barcelona ke Kuip, tempat Stadion Feyenoord berada, jika pemerintah tak bisa menjamin keamanan. Penduduk Rotterdam agaknya masih trauma oleh bentrokan antara pendukung kesebelasan nasional Belanda dan Jerman, April dua tahun lalu. Dua puluh lima orang cedera dalam perkelahian masal ketika itu. Dari Barcelona ditaksir akan ada 5.000 suporter, tapi tak terlalu mengkhawatirkan. Yang merisaukan adalah 14.000 orang dari Manchester. Tragedi Stadion Heysel di Brussels tahun 1985, yang menewaskan ratusan pendukung Juventus (Italia) dan Liverpool (Inggris), rupanya masih membayang. Apalagi baru tahun ini klub asal Inggris diperbolehkan ikut kompetisi antarklub Eropa. Final di Rotterdam itu adalah yang pertama untuk klub Inggris sejak 1985. Lagipula yang bertarung bukan sembarang tim. Manchester United, yang dikenal sebagai "Setan Merah", sudah lama dikenal punya penggemar "gila". Ternyata, pendukung Manchester sudah menjadi "anak-anak manis". Tak ada korban jatuh. Tak ada darah bercecer. Polisi "hanya" menahan 25 orang. Seorang Belanda ditangkap gara-gara memukul suporter lain. Ada juga pemuda Spanyol yang digiring polisi karena mengibarkan bendera Nazi. Walhasil, kesan garang Manchester pupus hari itu. Apalagi Mark Hughes berhasil menyarangkan dua gol (dan Barcelona membalas satu gol) untuk membawa pulang Piala Winners ke kota pelabuhan Manchester. Sejak merebut Piala Champions pada 1968, baru kali inilah sebuah piala antarklub Eropa diboyong Manchester. Keadaan adem ayem juga terjadi ketika Nottingham Forest bertanding melawan Tottenham Hotspur di final Piala FA, Sabtu pekan lalu, di Stadion Wembley, London. Perebutan Piala FA, yang juga dikenal dengan Road to Wembley ini, begitu bergengsi karena diikuti lebih dari 450 klub -- baik amatir maupun profesional -- termasuk 92 klub anggota divisi satu sampai empat. Di depan Lady Diana dan Pangeran Charles serta Ratu Elizabeth II, akhirnya Spurs menjuarai Piala FA -- dan mencatat sejarah baru dengan delapan kali merebut piala itu. Manajer Forest, Brian Clough, juga punya catatan unik: selalu gagal membawa klubnya merebut FA dalam 26 tahun kariernya sebagai manajer. Tapi, yang penting, tak ada perkelahian antar penonton. Sejak kejadian Heysel, suporter Inggris yang ditahan polisi terus meningkat. Puncaknya, pada musim kompetisi 1989-90, sekitar 15 ribu penonton bola ditahan. Jumlah itu turun tahun berikutnya, menjadi 12 ribu yang dimasukkan sel. Buat pemerintah Inggris, ini suatu kemajuan. "Inilah contoh baik dari persepakbolaan Inggris," komentar Perdana Menteri Inggris John Major. Surutnya kegarangan dan naiknya prestasi membuat pemasukan uang membaik. Musim kompetisi ini ditonton 19,5 juta orang, jumlah terbanyak dari lima musim kompetisi belakangan ini. Jumlah pemasukan sebesar 75,8 juta pound, atau lebih dari Rp 250 milyar. Ternyata, tulang punggung pemasukan kompetisi Inggris adalah Arsenal, Spurs, Everton, Liverpool, dan Manchester United. Lima klub raksasa itu saja menyedot 15 juta poundsterling atau Rp 49,5 milyar. Sebagai perbandingan, pemasukan Manchester United sebanding dengan hasil yang didapat sembilan klub dari Divisi Empat. Namun, klub kecil divisi tiga seperti Halifax Town, yang punya banyak pendukung, sanggup memasukkan dana sekitar Rp 7 milyar setahun. Di antara klub divisi satu, Chelsea mempunyai harga karcis rata-rata paling tinggi, sekitar Rp 24 ribu. Padahal, klub papan atas Manchester City hanya menjual karcis Rp 13 ribu. Ironisnya, juara FA Tottenham Hotspur justru tengah dililit utang 20 juta poundsterling atau sekitar Rp 66 milyar. Untuk menutupinya, bintang elegant yang bergigi ompong, Paul Gascoigne, hampir pasti akan dijual ke klub Lazio dari Roma dengan uang transfer 7,9 juta poundsterling atau lebih dari Rp 26 milyar. Sabtu pekan lalu itu, agen Lazio Glan Marco Calleri berada di Wembley untuk menonton penampilan Gascoigne -- yang terpaksa digotong ke rumah sakit di babak pertama karena menghantam pemain Forest. Ada gosip, Gary Lineker pun sedang diperebutkan Turino, Napoli, atau Sampdoria, yang sudah menawarkan tiga juta paun untuk penyerang andalan Spurs itu. "Semuanya tak benar. Saya akan main seterusnya di sini," Lineker membantah. Kini klub-klub Inggris sudah diizinkan keluar kandang. Hasilnya, Piala Winners sudah direbut Manchester United. Tahun depan, giliran Arenal, Liverpool dan Spurs melabrak daratan Eropa lainnya. Ini menunjukkan bahwa klub-klub Inggris bukan macan di dalam kandang. Dan penonton Inggris bukan lagi "macan di luar kandang". Toriq Hadad (Jakarta), Asbari N. Krisna (Amsterdam), dan Rudy Novrianto (London)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus