Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ada baiknya simpan dahulu harapan yang berlebihan saat menyaksikan Mutiara Rahma Putri dan Melani Putri berlaga di cabang dayung (rowing) Olimpiade Tokyo. Kiprah pasangan atlet ini sepatutnya diletakkan secara proporsional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keduanya masih muda. Mutiara Rahma Putri baru berusia 17 tahun, sementara Melani berusia 22 tahun. Mereka bahkan belum mampu menjadi yang terbaik di level Asia Tenggara. Di antara mereka, hanya Mutiara yang pernah meraih medali SEA Games, yakni perunggu nomor Lightweight Single Sculls.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keberhasilan mereka lolos ke olimpiade bahkan dianggap sebagai kejutan. “Kami tidak pernah terbayang akan lolos karena masih muda. Selain itu, kami juga tidak ditargetkan untuk lolos. Tapi alhamdulillah berhasil," kata Mutiara.
Ia tak mau muluk tapi juga tak mau merendah. "Target kami akan berusaha sebaik mungkin di Tokyo,” kata dia.Atlet Dayung Mutiara Rahma Putri (kiri) dan Melani Putri (kanan) berlatih menjelang Olimpiade Tokyo. Antara/M Agung Rajasa
Wakil Ketua Umum Pengurus Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI), Budiman Setiawan, menyatakan, keberhasilan lolos ke Olimpiade sudah merupakan wujud keberhasilan atlet dayung Indonesia. "Kita belum berani bicara soal medali," kata dia.
Pada diri Mutiara dan Melani tersandar target lain. "Target kami adalah jangka panjang. Tak hanya di Olimpiade Tokyo, proyeksi kami juga Olimpiade 2028 dan 2032, khususnya saat Indonesia menjadi tuan rumah. Semoga mereka bisa terus fokus sebagai atlet."Atlet Dayung Rowing Melani Putri (kiri) dan Mutiara Rahma Putri (kanan) berlatih menjelang Olimpiade Tokyo. Antara/M Agung Rajasa
Mutiara dan Melani akan berlaga di nomor Women’s Lightweight Double. Keduanya lolos ke Olimpiade Tokyo setelah menempati peringkat keempat dalam kualifikasi (Asian & Oceania Continental Qualification Regatta) di Tokyo pada 7 Mei 2021.
Mereka mencatatkan waktu 7 menit 35,71 detik. Kala itu, atlet tuan rumah Chiaki Tomita/Ayami Oishi tercatat finis tercepat dengan catatan waktu 7 menit 15,84 detik.
Selanjutnya: Sosok Mutiara dan Melani
Mutiara Rahma Putri lahir di Jambi, 7 Juli 2004. Meski masih muda, dia memiliki sederet prestasi. Ia pernah medali emas cabang olahraga dayung rowing kelas W1X (Women Single Scull) di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) XV/2019.
Pada ajang SEA Games 2019 yang diadakan di Filipina, Mutiara berhasil meraih perunggu cabang olahraga rowing kelas ringan satu pedayung.
Sementara Melani Putri yang kelahiran Karawang, 21 Juli 2000 juga telah mencicipi berbagai kejuaraan, baik tingkat pelajar, Porprov (provinsi), PON (nasional), hingga kejuaraan tingkat Asia, yakni Asian Games.Atlet Dayung Mutiara Rahma Putri (kanan) dan Melani Putri (kiri) menjalani sesi latihan fisik untuk persiapan Olimpiade Tokyo. Antara/M Agung Rajasa
Mahasiswi semester 4 Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) itu mampu menyumbangkan satu emas dan dua perunggu di PON 2016 dan dua emas Porprov Jabar 2018.
Putri bungsu dari pasangan Rusgan dan Emi itu juga pernah berpartisipasi di South East Asia Rowing Federation (SEARF) yang diselenggarakan di Vietnam pada 2017, serta berhasil mendapat perunggu di kelas Double Scull dan Single Scull.
Melani ikut pula berlomba di Asian Rowing Cup II di Korea tahun 2018 di kelas Quadruple yang mendapat perak, di Pekan Olahraga Daerah (Porda) 2018 juga mendapat medali emas, dan SEARF Thailand 2019 mendapat perunggu.
Melani mengenal olahraga dayung mulai 2014, diarahkan gurunya semasa SMA di Padalarang yang terus berlanjut hingga sekarang berkuliah di Fakultas Keguruan, dan Ilmu Pendidikan di Unsika.
Di Olimpiade Tokyo, Mutiara dan Melani mereka akan berkompetisi di Sea Forest Waterway, Jepang. Cabang dayung akan dilombakan pada 23-30 Juli 2021.
Untuk persiapan, keduanya tak bisa melakukan uji coba di luar negeri, karena dibatasi pandemi. Mereka harus puas menjalankan try out di dalam negeri saja, yakni di Pengalengan, Jawa Barat.Atlet Dayung Mutiara Rahma Putri (kiri) dan Melani Putri (kanan) didampingi pelatih Agus Budiaji (berdiri kiri) menjalani sesi latihan fisik untuk persiapan Olimpiade Tokyo 2020 di Pemusatan Latihan Nasional Dayung di Situ Cileunca, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu, 9 Juni 2021. ANTARA/M Agung Rajasa
Budiman Setiawan menegaskan Mutiara dan Melati dalam kondisi siap bertanding. Meski tim dayung Indonesia tak memberikan target khusus di Olimpiade Tokyo, iaberharap kedua atlet itu dapat tampil maksimal. "Di olahraga dayung catatan waktu itu tergantung cuaca. Saya hanya menekankan supaya mereka bertanding dengan optimal," kata dia.
Di cabang dayung, Indonesia akan tampil di Olimpiade untuk kali keempat. Tim dayung Indonesia tampil pertama di Olimpiade pada 1992 dari nomor kano, kemudian Olimpiade 2004 pada nomor rowing dan kano, dan Olimpiade 2016 di nomor rowing. Pada 2016 atlet yang tampil adalah Memo (M1X) dan Dewi Yuliawati (W1X).
Tak ada istilah wildcard di cabang dayung. Karena itu keberhasilan untuk lolos, termasuk ke Olimpiade Tokyo, sudah dianggap prestasi tersendiri. Apalagi untuk atlet muda seperti Mutiara Rahma Putri dan Melani Putri.
Baca Juga: Profil Atlet Olompiade: Vidya Rafika, Sosok Bersejarah Cabang Menembak