Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Cabang renang dan panjat tebing segera menjalankan kembali pelatnas.
Cabang panjat tebing masih menunggu izin DKI Jakarta untuk menggunakan sarana latihan.
Cabang angkat besi sudah menjalankan pelatnas sejak awal tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Sejumlah induk organisasi olahraga akan segera menerapkan protokol kesehatan untuk pemusatan latihan nasional (pelatnas). Protokol ini demi keamanan dan keselamatan atlet dan pelatih yang menjalani latihan selama masa pandemi corona.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) Wisnu Wardhana mengatakan pengurus renang telah bertemu dengan pengelola Stadion Akuatik Gelora Bung Karno untuk membahas teknis pelaksanaan protokol kesehatan ini pada Senin lalu.
Salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut, Wisnu mengatakan, untuk menyamakan persepsi secara teknis mengenai pelaksanaan pelatnas akuatik dan prosedur latihan renang pada masa normal baru. “Kami ingin tekankan adalah Covid-19 belum selesai, meski sudah ada pelonggaran PSBB (pembatasan sosial berskala besar). Tapi kesehatan merupakan hal yang paling diutamakan," ujar Wisnu saat dihubungi kemarin.
Menurut Wisnu, pertemuan itu untuk membahas detail bagaimana dan apa yang harus dilakukan perenang, pelatih, pengantar, dan aspek teknis lainnya. Selain menggunakan kolam renang, ada penggunaan ruang bilas bersama, tempat parkir, dan fasilitas lainnya.
Mengenai jadwal pelatnas renang, PB PRSI masih menunggu pengelola GBK yang masih berkoordinasi dengan pemerintah DKI Jakarta, Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta Gugus Tugas Covid-19.
Wakil Ketua Umum PB PRSI Harlin Rahardjo mengatakan protokol ini dirumuskan hanya untuk mengakomodasi panduan kegiatan latihan dan belum mengatur tata pelaksanaan penyelenggaraan kejuaraan. Sebab, kompetisi renang belum memiliki urgensi yang tinggi pada saat ini. "Yang terpenting, atlet bisa kembali berenang, pelatih bisa kembali melatih. Jadi, pendapatan mereka bisa berjalan lagi,” kata Harlin.
Adapun penyusunan protokol saat ini masih dalam tahap finalisasi, kata Harlin, sembari terus melengkapi draf secara rinci dengan berbagai masukan dari ahli kesehatan, termasuk ahli epidemiologi. "Nanti kalau masukannya sudah lengkap, kami berencana mengeluarkan protokol bulan ini. Paling lambat pekan depan," kata Harlin.
Apabila protokol tersebut sudah rampung, Harlin mengatakan, PRSI masih akan melihat situasi penyebaran Covid-19 terlebih dulu. Penyelenggaraan pelatnas pun nantinya dilakukan secara bertahap sebelum semua atlet benar-benar kembali berlatih di kolam renang.
Setelah latihan berjalan, PRSI selanjutnya mengevaluasi pelaksanaan protokol kesehatan tersebut. Jika kegiatan latihan berjalan sesuai dengan protokol kesehatan dan semua orang berdisiplin mematuhi aturan, latihan akan dilanjutkan. Sedangkan pemusatan latihan daerah akan kembali diperbolehkan menggelar latihan apabila daerah tersebut berada di zona hijau dan kuning atau yang memiliki tingkat penularan rendah.
Berbeda dengan cabang renang, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) telah menerbitkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19. Panduan itu diterbitkan sejak 1 Juni lalu dan bakal menjadi rujukan untuk menggelar pelatnas di Jakarta International Climbing Wall Park, Cakung, Jakarta Timur. Protokol kesehatan itu telah ditandatangani oleh Ketua Umum FPTI Yenny Wahid.
Pelatnas FPTI awalnya akan dibuka pada Senin lalu. Namun Wakil Ketua Umum FPTI Ferry Ardianto mengatakan masih menunggu izin dari Dinas Pemuda dan Olahraga DKI sebagai pemilik fasilitas panjat tebing di Cakung. "Mudah-mudahan bulan Juni ini sudah bisa mulai," kata Ferry.
Pelatnas FPTI bakal diikuti oleh 12 atlet. Mereka antara lain Aries Susanti Rahayu, Alfian M. Fajri, Aspar Jaelolo, dan Nurul Iqamah, yang dipersiapkan untuk mengikuti babak kualifikasi Olimpiade 2020. Sedangkan sisanya adalah atlet junior yang juga dipanggil untuk ikut pelatnas.
Isi protokol kesehatan yang diterbitkan oleh FPTI antara lain mengatur jumlah atlet yang berlatih dalam satu jalur pemanjatan. Setiap jalur minimal ada dua atlet dengan maksimal terdapat lima atlet untuk menjaga jarak aman dua meter. Peralatan yang dipakai bergantian juga harus disemprot dengan disinfektan serta mencuci tangan untuk menjaga kebersihan.
Untuk perizinan penggunaan fasilitas di DKI Jakarta, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga DKI, Achmad Firdaus mengatakan belum mengeluarkan izin karena masih harus menggelar rapat koordinasi terlebih dulu, meski sebelumnya Dinas Olahraga DKI sudah dua kali menggelar rapat untuk pemberian izin pelatnas panjat tebing. "Hasilnya masih akan dibahas di Dispora sesuai dengan Pergub 51," kata Firdaus.
Sementara itu, pelatnas cabang angkat besi tetap berjalan menjelang penerapan normal baru menghadapi pandemi Covid-19. Pelatnas yang berlangsung di Wisma Kwini, Jakarta Pusat, tersebut juga telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Pelatih kepala angkat besi Indonesia, Dirdja Wihardja, mengatakan penghuni pelatnas berada dalam karantina dengan mematuhi protokol kesehatan yang ketat. "Bahkan sampai saat ini belum ada izin untuk menerima tamu," ujar dia.
Lifter putri penghuni pelatnas, Windy Cantika Aisah, menuturkan tetap berlatih meski tak ada kejuaraan dalam masa pandemi. Atlet berusia 18 tahun ini tetap berada di Wisma Kwini sejak awal 2020. Peraih medali emas SEA Games 2019 ini pun tetap berlatih dua kali sehari, yakni pagi dan sore. "Kami masih berlatih seperti biasa. Hanya pas Ramadan porsi latihan dikurangi," kata Windy.
ANTARA | IRSYAN HASYIM | NUR HARYANTO
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo