Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Skorsing gaya persebaya

Klub assyabaab diskors persebaya karena mogok bermain. skorsing diterima. tapi, apa benar ada mafia?

13 Maret 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERSEBAYA, yang sedang diskors PSSI karena terjadi keributan pada kejuaraan Hari Pers Nasional, kini gantian menskors klub anggotanya: PS Assyabaab. Alasannya, Assyabaab mogok main. Pengurus klub itu, Moh. Barmen dan manajer tim Sonny Soeharsono, ikut dihukum tak boleh mengikuti aktivitas di lingkungan Persebaya selama enam bulan. Padahal Barmen adalah penasihat Persebaya, sedangkan Sonny duduk sebagai ketua bidang umum klub. Selain mereka, 11 pemain Assyabaab diskors setahun tak boleh aktif di Persebaya. Putusan Minggu lalu itu sebagai buntut kericuhan kompetisi antar-klub Persebaya, 23 Februari. Waktu itu Assyabaab melawan Suryanaga. Pada menit ke-84, selagi kedudukan 1-1, pemain Assyabaab mogok bermain. Alasannya, wasit Imam Rachmad, yang memimpin pertandingan, dianggap berat sebelah. ''Kami memang mengizinkan pemain untuk tidak melanjutkan permainan,'' kata Sonny. Barmen juga setuju. Soalnya, pihaknya berkali-kali dirugikan. Misalnya, wasit menganulir gol yang dibuat Agus Winarno. Yang menyakitkan, dikartumerahkannya pemain Assyabaab, Anis Fuad. Maka, ''Kalau diteruskan bisa geger,'' kata Sonny. Yang juga aneh, wasit Imam memimpin pertandingan tiga kali berturut-turut. Karena itu Sonny menduga ada semacam mafia yang sengaja mengatur hasil pertandingan. ''Kami bertekad membongkar jaringan itu,'' kata Sonny. Namun tuduhan wasit berpihak dibantah Kolonel Sutarto, ketua harian Persebaya. ''Itu tak terbukti,'' katanya. Tapi ia mengakui bahwa seorang wasit memimpin pertandingan tiga kali berturut-turut adalah tidak wajar. Skorsing itu ditanggapi positif. ''Kami akan melaksanakan hukuman itu sebaik-baiknya,'' kata Sonny. Skorsing itu malah dianggapnya telah mengakrabkan ikatan moral anggota klub. Hanya saja, ruginya, kata Sonny, hukuman itu menodai nama baik Assyabaab yang telah terbina puluhan tahun. Barmen memilih diam. ''Selama tiga puluh tahun berkecimpung di sepak bola, saya belum pernah memberi komentar di bulan puasa. Mumpung Allah membuka pintu surga,'' katanya kepada K. Candra Negara dari TEMPO.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus